Bertemu PM Mesir, Juru Catat Bingung: Gus Dur Hanya Cerita Lucu
KH Abdurrahman Wahid tetap menyisakan hal-hal unik tapi sangat manusiawi. Tentang kisah-kisah lucu dalam melaksanakan tugas kemanusiaannya, meskipun ketika itu Gus Dur sebagai Presiden ke-4 RI.
Ketika Presiden Gus Dur bertemu dengan Perdana Menteri Mesir, Atef Ebeid. Di tengah-tengah menjalankan tugasnya, justru juru catat Kementerian Luar Negeri Mesir, yang merasa kebingungan mencatat.
"Ya, ketika Presiden Gus Dur bertemu Perdana Menteri Mesir, Atef Ebeid karena isi pertemuannya humor semua," gumamnya.
Juru bicara Presiden Gus Dur, Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) -- kini Ketua Umum PBNU -- bercerita tentang pertemuan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dengan Perdana Menteri (PM) Mesir, Atef Ebeid di pertemuan G-15 Summit pada 2001 di Jakarta. Saat itu juru catat Departemen Luar Negeri (Deplu) kini Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) siap mendampingi presiden guna mencatat isi pertemuan tersebut.
Menjelang pertemuan, juru catatan Kemenlu menghampiri Gus Yahya lalu berbisik sembari memohon menyerahkan tugas mencatat obrolan Gus Dur dengan PM Mesir. Alasannya, dia tidak berbahasa Arab.
“Pak, nanti tolong Bapak saja yang mencatat ya,” kata juru catat tersebut, seperti dilansir dari laman Terong Gosong.
“Lho," kata Gus Yahya.
“Soalnya saya nggak ngerti Bahasa Arab,” kata juru catat lagi.
Gus Yahya hanya nyengir. Presiden Gus lalu Dur membuka dengan basa-basi ringan dalam Bahasa Arab.
Juru catat Kemenlu makin grogi dan melirik Gus Yahya sembari memohon. Gus Yahya pura-pura cuek.
Namun, Gus Dur tiba-tiba menganti percakapan Bahasa Arab dengan bahasa Inggris. “Kita ngomong bahasa Inggris saja ya, sebagian besar orang-orang saya ini tidak paham bahasa Arab,” ucap Gus Dur.
“Oh, baik,” Perdana Menteri Atef Ebeid setuju.
Juru catat Kemenlu pun lega. Usai pertemuan gantian Gus Yahya yang berbisik. “Beres catatannya?” tanya Gus Yahya.
“Nyatat apanya, Pak? Pertemuannya kayak gitu, masak saya nyatetin humor?” ujar juru catat sembari tersenyum.