Bertemu Nabi Muhammad Setiap Saat, Wali Qutub Sayyid Ahmad Badawi
Bila seseorang bermimpi ketemu Allah, bisa jadi itu merupakan tipuan setan. Tapi, bila seseorang bermimpi Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam (SAW) dijamin kebenarannya. Demikian penjelasan Penyusun Tafsir Al-Quran Al Misbah, Prof Muhammad Quraish Shihab.
"Sebab, Nabi Muhammad SAW tidak bisa dan tidak akan diserupakan makhluk lain. Itulah di antara mukjizat, kelebihan dan keistimewaan Rasul terakhir itu".
Lalu di zaman kini, bisakah seseorang bertatap muka langsung tidak melalui mimpi? Kisah berikut akan menjadi hikmah Islam yang cukup menarik, dalam tradisi tasawuf.
Tradisi Tasawuf dan Perjumpaan dengan Nabi
Sayyid Ahmad Al-Badawi adalah salah satu wali qutub yang lahir pada tahun 596 H di kota Fez (sekarang Maroko). Ada kisah menarik dari sepenggal hidupnya, di antaranya ketika Sayyid Ahmad Al-Badawi bertemu dengan Rasulullah SAW setiap saat.
Dikisahkan, setelah Sayyid Ahmad Al Badawi telah menjadi orang yang alim, ia lapor ke ibundanya. Memang ketika diperintah oleh ibunda atau ayahanda untuk melaksanakan tugas, maka dianjurkan untuk melaporkan tugasnya agar orangtua senang.
“Umi aku udah siap menjadi orang besar,” kata Sayyid Ahmad Al-Badawi.
“Apa yang didapat nak?” tanya sang ibu.
Wali qutub itu menjawab pertanyaan sang ibu bahwa ia sudah memiliki semua ilmu dan menjadi alim. Mendengar jawaban dari anaknya, sang ibu bertanya lagi.
“Kau sudah bertemu dengan Rasulullah nak?” tanya sang ibu.
“Umi, Baginda Nabi sudah wafat dalam ratusan tahun yang lalu, bagaimana bertemu dengan Baginda Nabi,” ujar Sayyid Ahmad Al-Badawi.
Sang ibu mengatakan, tidak akan menjadi orang besar kecuali kalau sudah bertemu dengan Rasulullah SAW. Sayyid Ahmad Al-Badawi pun bingung dan kembali bertanya kepada ibundanya.
“Lalu bagaimana aku bisa bertemu dengan Rasulullah ya umi?” tanyanya.
“Lho, katanya kamu jadi orang alim. Apakah kamu selama ini tidak mengamalkan sunah nabi?” tanya balik sang ibu.
Selalu Menjalankan Sunah Nabi
Sayyid Ahmad Al-Badawi mengatakan bahwa dirinya selalu menjalankan sunah nabi. Namun, ibundanya mempertanyakan kenapa anaknya masih bingung belum bertemu dengan Rasulullah SAW.
“Kalau kamu belum merasa bertemu dengan nabi, berarti cara kamu mengamalkan sunah yang salah. Kalau kamu melakukan sunah nabi, yang kamu ingat siapa? Karena kehadiran nabi di mata dan hatimu ketika melakukan sunah,” tuturnya.
Sang ibu menyarankan agar anaknya mengamalkan Sunah Nabi sekaligus menghadirkan nabi di mata dan hatinya.
“Jadi, kalau melaksanakan sunah nabi biasakan kita ingat Rasulullah,” katanya.
“Ya ibu, tidak akan aku melaksanakan sunah nabi kecuali aku seolah-olah melihat Rasulullah. Minum lihat Rasulullah, jalan lihat Rasulullah, terus seperti itu,” kata Sayyid Ahmad Al-Badawi.
Bermimpi dengan Rasulullah
Suatu ketika, Sayyid Ahmad Al-Badawi bertemu Rasulullah SAW dalam mimpi. Kemudian ia pun lapor lagi kepada ibunya.
“Umi, aku sudah bertemu Rasulullah,” katanya.
‘Maksudmu apa nak?” tanya ibunda.
“Aku sudah bermimpi,” jawabnya.
“Kamu mimpi ketemu Rasulullah nak?” tanya sang ibu lagi.
“Iya, berarti aku sudah menjadi orang besar mi ya?” ujar wali kelahiran Maroko ini.
Ibunda Sayyid Ahmad Al-Badawi berkata, “Ahmad-Ahmad kalau mimpi ketemu Rasulullah, ibu-ibu tua di kampung biasa melihat Rasulillah. Ente mengaku orang gede, baru mimpi. Ibu-ibu di rumah banyak ketemu Rasulullah,” katanya.
Sang ibu menambahkan, bertemu dengan Rasulullah SAW bukan dalam mimpi. Namun, bertemu yang sesungguhnya.
“Bagaimana aku bisa bertemu?” tanya Sayyid Ahmad Al-Badawi.
“Ahmad apa kau lupa hadis, siapa yang ketemu denganku dalam mimpi akan bertemu secara langsung,” sang ibu mengingatkan.
Bertemu Rasulullah Setiap Saat
Sang ibu meminta Sayyid Ahmad Al-Badawi melanjutkan sunah–sunah nabinya. Sejak saat itu, Sayyid Ahmad Al-Badawi lebih khusyuk menjalankan sunah nabi. Misalnya, ketika minum ingat nabi, mau ke toilet sesuai cara nabi, dan sunah lainnya.
Sampai suatu ketika, Sayyid Ahmad Al-Badawi bertemu dengan Rasulullah secara langsung. Ia pun berkata kepada ibunya, “Ibu, aku bertemu nabi di alam nyata.”
“Berapa kali nak ketemu (Rasulullah)?” tanya sang ibu lagi.
Sayyid Ahmad Al-Badawi pun kembali bertanya, “Umi, harus berapa kali bertemu dengan Rasulullah supaya bisa menjadi orang besar?”
“Ahmad, orang besar akan bertemu dengan baginda nabi setiap saat,” jawabnya.
Lalu sang ibu menjelaskan maksud dari bertemu dengan Rasulullah SAW setiap saat. Yakni dalam gerak-geriknya harus dihubungkan dengan Rasulullah SAW.
“Kau tidak boleh putus. Kau tidak akan melangkahkan kaki kecuali hadir bersama Rasulullah. Kau tidak akan berbaring kecuali hadir bersama Rasulullah. Kau tidak akan melihat sesuatu seolah-olah melihat Rasulullah. Lakukan seperti itu. Itulah nabi hadir bersamamu setiap saat,” jelas sang ibu.
Kisah inidiceritakan pengasuh Al Bahjah, KH Yahya Zainul Ma’arif. Buya Yahya, panggilan akrabnya, membagikan kisah Sayyid Ahmad Al-Badawi bertemu dengan Rasulullah SAW setiap saat melalui YouTube Al Bahjah TV.