Bertemu Jokowi, SBY Luruskan Beberapa Hal
Surabaya: Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhirnya bertemu dengan Presiden Joko Widodo, sesuai dengan keinginannya yang diutarakan beberapa waktu lalu. Pertemuan itu dimulai pukul 12.52 WIB, di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (9/3).
SBY menganggap pertemuannya dengan Jokowi ini sebagai ajang Tabayun. Tabayun artinya mencari kejelasan mengenai sesuatu hal. "Suasana baik sekali, karena jadi ajang tabayun yang baik," kata SBY, dalam jumpa pers bersama Presiden Jokowi, di Teras Istana Merdeka. SBY merasa tabayun perlu dilakukan karena ia sudah lama tidak bertemu dengan Jokowi.
Namun, SBY enggan menjelaskan secara rinci kejelasan apa yang dicari dalam pertemuan dengan Jokowi ini. "Jarang bertemu atau sudah lama tidak bertemu mungkin ada informasi yang tidak sepatutnya didengar," kata SBY.
Dalam jumpa pers di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Rabu (1/2), SBY mengaku ingin bertemu dengan Jokowi. SBY merasa perlu bertemu untuk membicarakan banyak hal terkait berbagai isu, terutama soal tuduhan yang selama ini diarahkan kepadanya.
Sejumlah tuduhan yang dimaksud yakni terkait tuduhan mendanai aksi damai 411, inisiasi gerakan makar, serta adanya rencana pengeboman di Istana Merdeka.
"Saya sebetulnya ingin melakukan klarifikasi secara baik dengan niat dan tujuan baik supaya tidak menyimpang, baik Pak Jokowi maupun saya, prasangka, praduga, perasaan enak atau tidak enak, atau saling curiga," ucap SBY.
"Oleh karena itu, bagus kalau saya bisa bertemu, sekali lagi blakblakan apa yang terjadi, apa yang beliau dengar supaya ada dialog, mana yang benar, mana yang tidak benar," tambah SBY.
Jokowi menyampaikan, pertemuan dengan SBY telah direncanakan dengan menyesuaikan jadwal dan waktu kedua tokoh tersebut. Dan saat inilah waktu yang tepat bagi keduanya untuk bertemu. "Ya direncanakan tapi pas kadang-kadang saya ada waktu, pak SBY beliau waktu tidak ada, beliau ada saya pas barengan acara, sekarang waktunya, sekarang," ujar Jokowi.
Berbagai topik pun kemudian dibahas dalam kesempatan ini. Baik terkait dengan kondisi politik nasional, ekonomi, dll. "Berbicara banyak hal baik yang berkaitan dengan politik nasional, ekonomi nasional namanya diskusi kan banyak hal dan hal-hal yang lain-lainnya," kata Jokowi.
Presiden Jokowi juga menekankan pentingnya jalinan komunikasi antara presiden dengan mantan presiden. "Tradisi politik dari (presiden) yang sebelumnya ke yang berikutnya itu harus kita tradisikan," tukasnya. (frd)