Bertemu Gus Mus, Berkah Butet Jelang Pentas Gandrik di Surabaya
Butet Kartaredjasa, Pimpinan Produksi Teater Gandrik, merasa mendapat berkah tersendiri di Surabaya. Dalam persiapannya Teater Gandrik Sambang Suroboyo, untuk pentas Para Pensiunan di Ciputra Hall, Jumat-Sabtu malam, 6-7 Desember 2019, Surabaya, si Raja Monolog bertemu dengan KH Ahmad Mustofa Bisri.
KH Ahmad Mustofa Bisri, selain dikenal sebagai Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibiin Rembang, juga seorang Sastrawan beken.Gus Mus, panggilan akrab sesepuh Nahdlatul Ulama ini, dikenal akrab dengan para seniman dan orang-orang kreatif lainnya, termasuk dengan Butet Kartaredjasa.
Dalam kesempatan makan pagi, Kamis, 5 Desember 2019, di sebuah hotel di Surabaya, secara tak terduga Gus Mus dan Butet Kartaredjasa bertemu.
Inilah pengakuan Butet Kartaredjasa:
"NGALAP BERKAH. Pas bangun tidur di suatu tempat di Surabaya karena menyiapkan pementasan "Para Pensiunan 2049" Teater Gandrik, lha kok ketiban rejeki bisa ngalap berkah kepada pepundhen idola saya Pak Kiai Ahmad Mustofa Bisri. Rejekinya anak sholeh. Berkah dalem. Nuwun, nuwun."
Kata-kata Butet tersebut, ditulis di akun facebook miliknya.
Sambang Suroboyo
Sukses mengemas kritik dalam setiap pertunjukkannya. Teater Gandrik Sambang Suroboyo, menyapa penonton mementaskan lakon Para Pensiunan, di Ciputra Hall, selama dua hari berturut-turut, Jumat - Sabtu, 6-7 Desember 2019 malam.
Tentang venue, Ciputra Hall, Surabaya. Gedung ini terletak di kawasan Citra Land, Surabaya Barat. Tepatnya di kompleks Puri Widya Kencana. Satu kompleks dengan Sekolah Ciputra.
Hanya 200 meter dari GWalk, kawasan kuliner dan hang out di kota baru Surabaya Barat ini. Arah belakang GWalk jika masuk dari Unesa. Tak jauh dari danau Citra Land.
Gedung pertunjukan seni dengan kapasitas 710 kursi ini satu-satunya yang sudah mempunyai prasarana lengkap di kota ini. Sound system, lighting system, dan kualitas akustik yang sempurna.
Tentang lakon
Mengangkat tema yang hangat diperbincangkan saat ini, pementasan lakon serius tanpa kehilangan ciri khas Teater Gandrik yang penuh humor. Menyodorkan hal-hal sederhana dalam hidup, tema-tema keseharian yang terkesan sepele.
Para Pensiunan berkisah tentang semangat antikorupsi. Kampanye berlanjut. Namun, visi menolak korupsi tetap saja tanpa titik terang meski waktu berlalu. Harapan itu tidak pudar, bahkan hingga latar cerita mengajak kita menuju beberapa tahun mendatang.
Pimpinan produksi pementasa, Butet Kartaredjasa, menegaskan bagaimana produksi pementasan lakon ini berproses.
"Ini wujud ‘kegemasan'. Saya ‘gemas'. Ketika setiap usaha melakukan gerakan antikorupsi menemui jalan buntu, pihak-pihak yang waras jiwanya membuat kebijakan yang sangat upnormal, sangat mengada-ada," ujar Butet Kartaredjasa, yang juga dikenal sebagai Raja Monolog.