Bertemu Ganjar, Ini Rekomendasi Pakar Virus
Pakar virus dari Universitas Diponegoro, Evi, meminta Pemprov Jawa Tengah meningkatkan langkah promotif dalam menangkal virus corona. Langkah promotif yang dimaksud yakni mengajak masyarakat mengikuti pola hidup sehat agar daya tahan tubuhnya kuat dan bisa meminimalisir resiko penularan virus apapun, termasuk corona.
"Cara membunuh virus itu setidaknya dengan dua cara, yakni memperkuat daya tahan tubuh dan membunuh virus yang menempel di luar tubuh dengan cara hidup bersih. Untuk yang poin kedua, artinya kita bunuh virus sebelum masuk atau bahkan menempel di tubuh kita. Caranya? Sering cuci tangan dan mengelap benda-benda yang dicurigai telah terjadi kontak dengan korban positif menggunakan alkohol atau air sabun," kata Evi dalam rapat yang digelar Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terkait perkembangan Covid-19, Kamis, 19 Maret 2020.
Dalam rapat yang dihadiri epidemiologis, klinisi, dokter ahli gizi dan dokter spesialis paru-paru tersebut, Evi memaparkan bahwa hingga saat ini belum ada vaksin yang bisa menangkal Covid-19. Menurutnya, perkembangan COVID-19 ini sangat cepat karena satu virus bisa membuat seribu mutasi. Ditambah lagi, virus ini juga bisa berubah karakter ketika berkembang di tubuh manusia, ada kemungkinan melunak atau mengganas.
"Covid-19 ini menyerang saluran pernafasan atas. Kalau saluran pernafasan atas yang diserang, maka virus ini bisa keluar dengan hanya bersin, batuk atau bahkan hanya dengan bicara. Beda denga SARS yang hanya ditularkan melalui batuk. Jadi Covid-19 ini lebih mudah menular. Tapi kebanyakan orang tidak sadar telah menularkan," kata Evi.
Menurut ahli gizi, dokter Elisa, masyarakat perlu memulai pola hidup sehat dengan menerapkan tumpeng seimbang. Tumpeng seimbang mensyaratkan setiap orang untuk rutin berolahraga, mengonsumsi karbohidrat, protein, buah dan sayuran, serta mencukupi konsumsi gula dan garam. "Tumpeng keseimbangan ini bisa jadi senjata kita untuk melawan Covid-19," kata Elisa.
Menanggapi masukan dari para pakar kesehatan, Ganjar menganalogikan virus corona layaknya kolonial Belanda yang dulu menjajah Tanah Air. Dengan senjata lengkap, mulai dari senjata api sampai meriam, dimiliki. Sementara yang dimiliki pejuang kemerdekaan hanya bambu runcing. Bersembunyi pun, jika tidak ada kekompakan hanya akan menjadi bom waktu.
"Kita sedang mencari solusi yang tepat. Saya ingin kita melawan virus ini. Jangan ngumpet. Sekarang yang kita butuhkan adalah baju antipeluru untuk menghadapi virus corona ini. Baju antipeluru-nya apa? Kondisi tubuh yang fit," kata Ganjar.
Untuk membantu para pakar dalam menekan persebaran virus corona, Pemprov Jawa Tengah tengah menyiapkan data valid persebaran Covid-19 di provinsi ini. "Mereka (pakar) butuh data dan transparansi, menyiapkan siapa dirawat di mana. Akan kami kembangkan basis datanya minimal sampai desa atau kelurahan mana. Apakah masyarakat siap untuk mengisolasi diri? Nah, masyarakat mesti teredukasi dengan baik. Maka saya berencana mengajak bupati wali kota se-Jateng untuk secara serentak mengedukasikan masyarakat hingga ke tingkat keluarga," kata Ganjar.
Advertisement