Bertemu APINDO, Eri: Kota Surabaya Ramah Dunia Usaha dan Bisnis
Calon Wali Kota Surabaya yang diusung oleh PDI Perjuangan, Eri Cahyadi mendapat sambutan hangat dari para pelaku usaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Jawa Timur, dalam pertemuan yang berlangsung Kamis, 10 September 2020 malam.
Dalam pertemuan tersebut, para pengusaha di Kota Surabaya menaruh harapan kepada Eri agar berbagai kemajuan di Kota Pahlawan tidak terhenti, utamanya di dunia usaha dan dunia bisnis. Sektor yang selama ini menjadi sektor penting dan tulang punggung ekonomi di Kota Pahlawan.
“Kami para pengusaha sudah mengenal sosok Pak Eri Cahyadi. Orangnya suka membantu dan selalu memberi solusi atas permasalahan yang dihadapi seluruh kalangan, termasuk untuk kami para pengusaha,” ujar Ketua Apindo Jawa Timur, Arief Harsono.
Hadir dalam pertemuan tersebut sejumlah tokoh pengusaha lain, di antaranya Alim Markus, Ketua REI Totok Lusida, dan sekitar 100 pengusaha terkemuka Kota Surabaya. Dalam pertemuan yang berlangsung gayeng tersebut, Eri menyampaikan komitmennya untuk mempertahankan Surabaya sebagai kota yang ramah dunia usaha.
“Apalagi dalam konteks menghadapi dampak pandemi Covid-19, butuh sinergi pemerintah dan dunia usaha, sehingga kita bisa buka kembali lapangan kerja untuk rakyat,” kata Eri.
Birokrat yang telah belasan tahun berkiprah di Pemkot Surabaya itu menyampaikan gagasan untuk menjadikan Surabaya sebagai kota dengan ekosistem bisnis berstandar dunia. Ekosistem tersebut meliputi fasilitas fisik, infrastruktur, perizinan, dan lainnya.
”A world-class business environment, itulah Surabaya ke depan. Ekosistem bisnis di Surabaya harus kelas dunia. Apa saja itu ekosistem bisnis? Mulai dari SDM, infrastruktur, sistem perizinannya, kesiapan tenaga kerja, dukungan pemerintah, dan sebagainya. Semuanya harus berkelas dunia. Kemudahan berbisnis di Surabaya terus kita tingkatkan,” ungkap Eri.
Dalam kesempatan itu pula Eri menyampaikan terima kasih kepada para pelaku usaha yang telah menggerakkan ekonomi rakyat Kota Pahlawan. Berkat investasi kalangan dunia usaha, lapangan kerja pun terbuka. Sehingga butuh sinergi pemerintah dan dunia usaha agar daerah terus maju progresif.
”APBD Surabaya ini sekitar Rp10 triliun. Tapi PDRB Surabaya Rp580 triliun. Artinya, ekonomi di masyarakat yang di dalamnya ada peran pengusaha jauh lebih besar dibanding kemampuan fiskal pemerintah. Artinya pula, ekonomi rakyat akan jeblok jika dunia usaha juga jeblok. Inilah pentingnya membangun sinergi pemerintah dan dunia usaha, agar ekonomi rakyat terangkat,” ujarnya.
Eri mengatakan, bahwa ada dua paradigma pemerintah dalam memandang dunia usaha. Pertama, paradigma direct income, yaitu dunia usaha hanya dipandang sebagai kontributor PAD. Kedua, paradigma indirect income, yaitu memandang dunia usaha sebagai penggerak perekonomian yang bisa meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan rakyat.
”Saya memilih tidak memandang setiap aktivitas dunia usaha sebagai unit penerimaan yang harus memberi PAD ke pemerintah. Tapi kita tekankan bahwa aktivitas dunia usaha memberi indirect income, yaitu rakyatnya sejahtera, pendapatan warga melonjak, lapangan kerja terbuka, rakyat bahagia. Itulah tujuan kita ke depan, sehingga mari bergandengan tangan terus memajukan Surabaya,” ungkap Eri.