Bertekad Hadirkan Pesantren yang Berkemajuan, Ini 7 Pesan Haedar
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, organisasi yang dipimpinnya tidak sekadar mendirikan pondok pesantren sebanyak-banyaknya.
"Tapi harus disiapkan dengan matang, bukan karena ada orang lain banyak mendirikan pesantren kemudian kita ikut-ikutan mendirikan juga. Namun, satu pondok pesantren berkualitas saja sudah cukup, bukan banyaknya".
Haedar mengungkapkan hal itu, saat memeberikan pidato kunci pada seminar pra-Muktamar ke-48 Muhammadiyah-‘Aisyiyah di Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus), Sabtu 14 Maret 2020.
Haedar berpesan, mengelola sebuah pondok pesantren itu tidak mudah, apalagi dengan menerapkan pola-pola lama yang tradisional.
“Harus ada pola baru dalam mengelola pesantren. Hal mendasar yang perlu kita pikirkan bahhwa pola-pola baru dalam pendidikan pesantren perlu kita hadirkan,” kata Haedar.
Dia juga meminta kepada para peserta seminar bagaimana membangun sebuah pondok pesantren yang berkemajuan. Tentunya dimulai bagaimana cara kita berpikir bagaimana sebuah pesantren itu kompatibel dengan Muhammadiyah, bukan Muhammadiyah yang compatible dengan pesantrennya.
Maka dari itu, Haedar pun memaparkan tujuh ciri pesantren berkemajuan di antaranya.
Pertama:
Pondok pesantren harus berbasis pada pendidikan Islam Modern. Di mana pun berada harus berbasis Islam modern.
Kedua:
Berpikiran maju. Santri, pemimpin, pengasuh, ustaz, kiainya harus berpikiran maju.
Ketiga:
Arsitek dan infrastrukturnya juga harus maju.
Keempat:
Memahami putusan tarjih serta matan dan keyakinan dan cita-cita Muhammadiyah. Fikih dan Usul fikih dari yang tradisional dan kotemporer termasuk memahami serta menjalankan Khittah kepribadian Muhammadiyah.
Kelima:
Harus menjadi institusi yang menjunjung tinggi cita-cita Muhammadiyah. Menjadikan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Muhamamdiyah harusnya menjadi contoh masyarakat Islam modern.
Keenam:
Sistem organisasi pesantren yang bagus. Sistem organisasi dalam mengelola pondok pesantren juga harus diperhatikan. Jangan sampai ada pimpinan yang punya kepentingan lain dalam mengelola ponpes.
Ketujuh:
harus punya wawasan kemasyarakatan, kebangsaan, dan keumatan yang mencerahkan semesta.
“Pondok pesantren yang berkemajuan harus rajin bersosialisasi terhadap masyarakat, memahamkan paham darul ahdi wa syahadah yang telah digaungkan Muhammadiyah,” tutup Haedar.
Advertisement