Bertambah, Jemaah Kehilangan Paspor Sebanyak 3 Orang
Kembali, jemaah yang kehilangan paspor bertambah. Sebelumnya, dua jemaah kehilangan paspor atas nama Satiah binti Ngaijo, 64 tahun, jemaah asal Gresik yang tergabung dalam embarkasi Surabaya SUB 09 dan jemaah asal Makasar dari embarkasi UPG.
Kali ini bertambah satu jemaah atas nama Dede Sutianah asal Bogor dari embarkasi Jakarta Bekasi (JKS 15). Ibu Dede baru mendarat di Bandara Amir Muhammad Bin Abdul Azis (AMAA) pada Selasa, 30 Mei 2023 malam.
Menurut Kepala Daker Bandara Haryanto mengatakan, jemaah kehilangan paspor ini bukan karena kesengajaan, tetapi karena jatuh atau tidak sengaja. “Dua jemaah sudah ditemukan paspornya. Sementara yang tadi malam masih kita cari,” katanya.
Ditambahkan Haryanto, jemaah yang kehilangan paspor ini bisa masuk dengan menerbitkan SPLP (Surat Perjalanan Laksana Paapor). Namun ini bersifat sementara. “Untuk jemaah dari kloter JKS ini masih kita upayakan untuk bisa mendapatkan paspor. Kita sudah koordinasi dengan semua pihak termasuk imigrasi untuk bisa membuatkan paspor kalau paspornya tidak ditemukan,” katanya.
Sementara, disamping kehilangan paspor kasus menonjol lain yang cukup banyak adalah penggunaan visa umrah. “Faktornya mungkin ketidaktelitian dalam mengentri data jemaah oleh kantor wilayah atau pihak imigrasi. Makanya kita imbau kepada seluruh pihak untuk mengecek ulang data jemaah sebelum berangkat,” katanya.
Kemudian, kasus lain yang menonjol pada kedatangan jemaah di bandara adalah banyaknya koper dan kursi roda yang tertinggal di Bandara Amir Mohammed bin Abdul Azis (AMAA) Madinah Arab Saudi.
Koper biasanya tertinggal saat keluar gate atau terminal bandara, terutama di Terminal Zero dan Terminal Haji. Jenis koper yang tertinggal, biasanya koper kecil yang dibawa jemaah haji. Terutama para lansia yang kerap kesulitan menenteng koper.
“Sejauh ini koper yang tertinggal terselesaikan, sudah diantarkan petugas ke hotel masing-masing,” kata Kepala Sektor 1 Bandara PPIH Arab Saudi Iskandar M Noor.
Menurutnya, seluruh koper baik koper besar maupun kecil selalu dihitung petugas sesuau jumlah penumpang untuk dilaporkan maskapai penerbangan. “Kalau ada yang tak sesuai kami melaporkan ke maskapai penerbangan,” katanya.
Meski begitu sejauh ini belum ada kendala. Namun pihaknya mengimbau koper dan kursi roda harusnya ditulis nama rombongan, kloter, dan embarkasi, sejak di tanah air. “Jika identitasnya jelas, koper tertinggal akan mudah dikirimkan ke pemiliknya,” katanya.