Bertahap dan Butuh Pembiasaan, Menjadikan Al-Quran Pedoman Hidup
Al-Quran sebagai pedoman hidup perlu terus diinternalisasi ke dalam diri umat Muslim secara bertahap lewat pengamalan akhlak yang sesuai dengan ajaran Al-Quran. Anggota Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Anhar Anshory membahas terkait Akidah Akhlak.
Usaha ini, kata Anhar, dapat dimulai dengan pembelajaran tafsir, maupun usaha mendekat dengan Al-Quran seperti membaca dan menyimak pelantunannya.
“Dalam praktiknya, salah satu metode belajar ialah membaca, dan bisa dilakukan dengan melihat maupun meniru. Untuk menjadikan Alquran sebagai pedoman hidup, adalah dengan memiliki kesadaran di dalam diri manusia,” ungkapnya saat mengisi pengajian rutin bakda Maghrib yang diadakan oleh Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Kamis.
“Pada kesibukan kita di keseharian, luangkan waktu untuk belajar, meskipun belajar yang dilakukan itu sejenak atau sedikit. Dalam proses belajar ini, lebih baik jika tidak hanya membaca Alquran saja, tetapi dibarengi dengan membaca terjemahan atau tafsirnya agar belajar dan ilmu yang diperoleh lebih rinci dan mendalam. Itu bisa dilakukan secara perorangan atau dengan bimbingan ahli,” jelas Anhar.
Waktu Berjenjang
Kepala LPSI UAD itu kemudian juga berpendapat bahwa selain upaya menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup bisa ditempuh lewat upaya berjenjang, pengamalan Alquran sendiri beririsan dengan nilai-nilai utama di dalam Pancasila. Misalnya nilai keberagaman, toleransi, dan persatuan.
“Dalam Pancasila tercantum di Pasal 29 Ayat 1 dan 2 tentang kebebasan orang beragama untuk menjalankan perintah agamanya masing-masing. Sedari itu, yang perlu dibangun untuk menuju Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah nilai-nilai yang terkandung dalam agama. Mustahil mewujudkan NKRI yang di dalamnya terdapat kesatuan, persatuan, keutuhan, kohesi sosial, pada bangsa jika tanpa mempelajari agama.
"Oleh sebabnya, kepada seluruh masyarakat Indonesia patuhilah perintah agama masing-masing yang dianut, tunjukkan nilai-nilai sakral agama dalam realitas kehidupan berbangsa dan bernegara, serta bangun toleransi beragama,” tuturnya.
Advertisement