Bertahan saat Pandemi, Hotel Maksimalkan Promosi di Media Sosial
Dalam situasi pandemi Covid-19, sektor pariwisata dan perhotelan ikut terdampak. Hiruk pikuk kehidupan sektor pariwisata secara drastis anjlok selama setahun belakangan. Ironisnya, ribuan hoteliers harus mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) massal. Mereka pun berupaya alih profesi ke industri lain untuk bertahan hidup.
Melihat kondisi tersebut, Amithyahotels memilih terus berinovasi untuk bertahan di tengah pandemi. Salah satu inovasi yang dihadirkan ialah digital marketing. “Kami memilih bertahan karena memang sektor perekonomian harus kita dukung dan bangkitkan," ujar CEO Amithyahotels, Rucita Permatasari.
Menurut dia, tak perlu menyalahkan keadaan. Karena bukan hanya hotelnya saja yang terdampak. "Para pelaku hotel baik unit dan managemen harus bergandengan tangan untuk menggalakkan kembali gairah wisata," tuturnya bijak.
Dalam pertemuannya secara virtual bersama hotel manager seluruh unit Pulau Jawa hingga Papua, Rucita Permatasari memberikan banyak masukan, saran hingga ide cemerlang dalam membangkitkan bisnis perhotelan.
Ia mengungkapkan, di masa pandemi ini banyak sekali yang perlu dikembangkan. Misalnya menggencarkan delivery order (pesan antar) melalui media sosial hingga menawarkan promo menu makanan dengan harga terjangkau.
Amithyahotels menawarkan menu nasi Mbendina kulit Rp 26.000, nasi Mbendina ayam rempah Rp 26.000, nasi Mbendina telur rendang Rp 23.000 hingga nasi Mbendina combo Rp 32.000.
"Kami jualan banyak menu mulai dari harga Rp 25.000 dan gratis biaya pengantaran. Jadi kami push (dorong) ke food and beverage, restoran mulai buka dengan penerapan protokol kesehatan ketat," jelas Rucita Permatasari.
Di sisi lain, Rucita Permatasari menyadari bahwa selama pandemi ini, kegiatan perhotelan tidak bisa dilakukan seperti biasa. Alhasil semua kegiatan tersebut harus dialihkan ke digital.
Untuk mendukung digitalisasi tersebut, pihaknya memberikan berbagai pelatihan untuk para staff, seperti pelatihan digital marketing, dan lain sebagainya. "Selain itu juga bagaimana melayani customer secara digital. Mengedukasi secara digital bagaimana cara kita menjual informasi kepada customer secara digital," imbuhnya.
Menurut Rucita Permatasari, sekarang ini customer juga lebih pintar dalam memilih pemasaran digital yang dilakukan perusahaan. Ia berharap, kondisi ini segera membaik dan hotel bisa mulai stabil kembali.
"Banyak hotel bangkrut karena pandemi, kita hanya bisa berharap semoga kondisi ini cepat berlalu dan industri perhotelan bisa segera bangkit,” tandasnya.