Bersyukur Terus, Ini Kajian Pesantren Darul Hikam soal Qana'ah
"Sebagai seorang kepala rumah tangga, saya selalu berusaha bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan. Meski penghasilan saya cukup, tapi kenapa yang selalu ada masalah. Ustadz, bisakah saya dijelaskan soal ini!"
Demikian soalan diajukan seorang hamba Allah ke Redaksi ngopibareng.id.
Kehidupan ini kadang aneh dan penuh rahasia. Satu sisi mendapat sebuah karunia, sisi lain hilang karunia lainnya.
Demikian KH Masyhudi Muchtar, Pengasuh Pesantren Darul Hikam Gedangan Sidoarjo mengawali pengajiannya. Kali ini, untuk ngopibareng.id, Wakil Katib Syuriah PWNU Jatim ini membahas soal “qanaah, merasa berkecukupan” dengan jalan “bersyukur terus-menerus”.
Berikut penjelasan Kiai Masyhudi Muchtar selengkapnya:
"Kebanyakan orang merasa bahwa kehidupan orang lain selalu lebih baik dari kehidupan dirinya ! Sementara orang lain pun mengira bahwa kehidupan kita justru lebih baik darinya." KH Masyhudi Muchtar.
Seseorang diberi banyak materi tapi hilang kesempatan menikmatinya karena sakit. Dikaruniai Allah Ta’ala sehat tapi tidak "gablek" duit.
Ada yang diberi kedua-duanya tapi tidak bisa menikmatinya karena sempitnya waktu.
Yang menikmati malah penjaga rumahnya... dll
Lalu...
Kebanyakan orang merasa bahwa kehidupan orang lain selalu lebih baik dari kehidupan dirinya !
Sementara orang lain pun mengira bahwa kehidupan kita justru lebih baik darinya.
Terus kalau begitu yang benar-benar merasakan enak siapa...?
Yang beruntung adalah pribadi yang pandai bersyukur dan selalu merasa cukup (qana'ah) dengan apa yang sudah diaturNya..
Kebanyakan orang melupakan hal yang sangat penting ini dalam hidupnya.
Bagi yang bersyukur dan yang punya hati qana'ah sebenarnya apapun keadaan adalah karuniaNya.
Diuji banyak materi berarti kesempatan banyak bersedekah dan memberi manfaat sebanyak-banyaknya pada yang berkekurangan.
Diuji sakit berarti kesempatan untuk meraih rahmat ampunanNya dan menyadari bahwa ternyata sehat adalah karunia yang tak terhingga. Masya Allah!
Diuji banyak kesulitan berarti kesempatan untuk meraih kemulian dariNya lewat tangga kesabaran.
Diuji didhalimi orang berarti kesempatan menjadi hamba Allah yang dicintaiNya lewat pintu maaf dan memabalas terus dengan perbuatan baik.
Dan seterusnya…
Demikian wallahu a’lam.
Darul Hikam, Gedangan, Sidoarjo 25 Syawal 1439 H.