Bersyukur Kita Tidak Dibimbing Negara Kolonial
Di masa-masa kita aktif kerja di rumah (work from home) atau tinggal di rumah (stay at home), pandemi COVID-19 sesungguhnya memberikan kita pelajaran.
Selain menjadikan kita untuk introspeksi diri, juga merenung tentang sesuatu yang selama ini ada pada diri kita. Kelemahan-kelemahan kita, kekurangan-kekurangan kita.
Sebagaimana Dr KH As'ad Said Ali, pengamat sosial, Wakil Ketua Umum PBNU 2010-2015, yang Wakil Kepala BIN, kita masih bersyukur bila melihat pengalaman sejarah. Indonesia tidak dibimbing oleh negara kolonial, berbeda dengan Malaysia dan Singapura, yang lebih maju-- bekas jajahan Inggris.
Berikut renungan KH As'ad Said Ali, penulis buku Negara Pancasila, Relasi NU dan Negara:
Selesai tadarus, tiba-tiba pikiran saya menangkap dua gejala yang tampak di kalangan umat selama pandemi COVID-19. Yaitu kebiasaan baru, belajar dengan daring dan belanja dengan on-line. Jangan-jangan dua hal itu pelajaran tersembunyi dari Allah Subhanahu wa ta'ala (Swt) di balik wabah Corona.
Secara intelektual umat tertinggal dan secara ekonomi sama saja. Kita merdeka melalui revolusi (merusak kemapanan) untuk membangun hal baru dan para pejuang kita belum banyak ilmu.
Beda dengan Malaysia dan Singapura yang dibimbing oleh Negara Kolonial untuk membangun. Bayangkan, pejabat-pejapat Republik Indonesia pada tahun 1945 sampai 1955, bupati masih banyak lulusan SMA.
Dengan terbiasa belajar daring, tunas-tunas bangsa akan mempunyai cakrawala baru yang luas dibanding generasi tua. Mereka bisa komunikasi dengan teman sebaya di negara lain. Bisa mengambil pelajaran dari teman sebaya di tempat yang jauh dari tempat asalnya.
Pendeknya pintu ilmu terbuka , habis gelap terbitlah terang (.من الظلماتي الى النور ) menemukan momentumnya dengan catatan kita tahu cara mengorganisir dan memanaj (manage)-nya setelah corona selesai.
Bisnis online, secara tidak kita sadari jual bakso, rawon, nasi rames, pecel, getuk, rendang, soto bisa dilakukan sambil ongkang kaki dari rumah, baik yang beli maupun penjualnya. Ini peluang untuk membangun ekonomi umat dengan cara mengorganisasikan secara bersama.
Dimulai dari desa, kecamatan dan seterusnya sehingga terbentuk jaringan usaha yang luar biasa besar. Enggak usah nunggu pemerintah, yang penting siapa saja bisa memulai, pemerintah pasti akan Tut wuri handayani.
Selamat berpuasa dan jangan takut Corona. Kita jadikan pelajaran dan mawasdiri dan tetap sabaar agar pikiran tetap jernih.