Bersih-bersih Sampah di Pantai Kuta Tandai MoU Kemendikdasmen dengan KLH
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/ MoU) dengan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) di Pantai Kuta, Bali, Minggu 5 Januari 2025.
Nota kerjasama ini ditandatangani langsung oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti dan Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, disaksikan ribuan peserta aksi bersih-bersih di Pantai Kuta.
Salah satu poin utama dalam MoU ini adalah peningkatan jumlah dan kualitas sekolah Adiwiyata, yaitu sekolah yang menerapkan prinsip-prinsip ramah lingkungan dalam seluruh aktivitasnya.
"Pendidikan dasar adalah fondasi penting untuk membentuk generasi yang mencintai alam dan peduli terhadap pelestarian lingkungan. Kerja sama ini akan mendorong terciptanya budaya bangsa yang berwawasan lingkungan dan beradab," jelas Abdul Mu’ti.
MoU ini bertujuan untuk memastikan bahwa pendidikan tidak hanya mengajarkan materi akademis tetapi juga menanamkan nilai-nilai kepedulian lingkungan. Hal ini diharapkan mampu menciptakan generasi muda yang terampil dalam pengelolaan sampah sejak dini.
Dalam sambutannya, Menteri Mu’ti menekankan pentingnya menangani masalah sampah dari hulu dengan pendekatan berbasis pendidikan. "Membersihkan sampah itu penting, tetapi lebih penting lagi menanamkan cinta lingkungan dan budaya hidup bersih sejak dini. Guru memiliki peran besar dalam memberikan pencerahan kepada siswa agar senantiasa hidup bersih dan sehat," ujarnya.
Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut menjadi dasar penting dalam upaya ini. Namun, implementasinya memerlukan kerja sama erat dari berbagai pihak. MoU ini menjadi salah satu langkah strategis untuk menyelaraskan pendidikan dan pengelolaan lingkungan.
“Kami berharap kesepakatan ini tidak hanya meningkatkan jumlah sekolah Adiwiyata, tetapi juga menciptakan generasi muda yang sadar akan pentingnya menjaga lingkungan. Dengan kolaborasi ini, kita dapat memastikan Indonesia yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan untuk generasi mendatang,” ucap Menteri Mu’ti.
Kegiatan ini menjadi tonggak penting dalam mengintegrasikan pendidikan dan aksi nyata dalam pengelolaan lingkungan. “Mari kita bersama-sama mewujudkan Indonesia yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” ujar Mendikdasmen.
Sampah Persoalan Besar
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, menyoroti persoalan sampah laut sebagian besar berasal dari daratan. “Secara statistik, 80% sampah laut berasal dari darat. Karena itu, pengelolaan sampah harus dimulai dari sumbernya dengan melibatkan semua pihak, termasuk dunia pendidikan," ujar Hanif.
Ia juga menegaskan bahwa paradigma pengelolaan sampah harus bergeser dari penanganan di tempat pembuangan akhir menuju pengelolaan di tingkat hulu.
Sebagai bagian dari komitmen ini, Aksi Bersih Sampah Laut di Pantai Kuta melibatkan 2.115 peserta dari berbagai latar belakang, termasuk siswa, komunitas masyarakat, tenaga kebersihan, dan penggiat lingkungan. Peserta dibagi ke dalam 10 zona sepanjang dua kilometer untuk mengumpulkan sampah secara terpilah.
“Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat, memperkuat strategi pengelolaan sampah, dan menjadi langkah konkret dalam penanganan sampah laut di Bali. Harapan kami, Bali dapat menjadi contoh nasional dalam pengelolaan sampah laut," tuturnya.
Menteri Hanif Faisol juga menyampaikan, pengelolaan sampah telah menjadi isu global dan nasional yang sampai saat ini masih menjadi permasalahan dan belum dapat dituntaskan dengan baik.
Ia mengatakan, pada 2024 masih ada 38 persen sampah global yang tidak terkelola dengan baik dan berkontribusi pada perubahan iklim, kehilangan keanekaragaman hayati serta penimbunan sampah.
Jika persoalan sampah ini tidak diantisipasi dengan baik kata Menteri KL akan timbul permasalahan lingkungan yang diakibatkan dari sampah yang tidak terkelola dengan baik.
Advertisement