Bersiap Hadapi Bencana, Rumah Evakuasi di Cepu Memprihatinkan
Rumah panggung atau rumah evakuasi di wilayah Kecamatan Cepu, Blora, kondisinya memprihatinkan. Sejumlah titik rumah panggung itu tampak tidak terawat.
Kepala Seksi Trantib Kecamatan Cepu, Listyo Winarno, belum lama ini telah melaksanakan monitoring rumah panggung dan tanggul Bengawan Solo.
Monitoring dilakukan untuk melihat kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana di musim hujan, utamanya banjir Bengawan Solo.
Disampaikan, rumah panggung di Nglanjuk memiliki kapasitas tampung sebanyak 40 orang dewasa. Kondisi genteng pecah, kayu bagian atap sebagian patah, bangunan bagian bawah panggung digunakan untuk ternak ayam warga, bangunan atas dan dinding mulai retak, sanitasi dan kamar mandi tidak bisa digunakan, instalasi listrik mati.
Kemudian rumah panggung di Desa Sumberpitu, juga bisa menampung 40 orang dewasa. Kondisi bangunan, sebagian atap pecah dan beberapa kayunya mengalami patah. Lantai atas kotor, jaringan listrik mati, sanitasi dan toilet tidak bisa dipakai.
Adapun rumah panggung di Desa Getas, kondisi bangunan bawah seluruhnya dipakai untuk kantor desa, bangunan atas dipakai untuk mengaji anak-anak, instalasi listrik mati, sanitasi dan kamar mandi tidak bisa dipakai.
Sementara rumah panggung di Desa Gadon, kerusakan terlihat pada sisi atap, lantai atas kotor, lantai bawah kondisinya rusak dan berlubang, instalasi listrik mati, kamar mandi dan sanitasi tidak berfungsi.
Untuk tanggul Bengawan Solo, kata Listyo Winarno, secara keseluruhan dalam kondisi baik. Pintu kendali air posisi dalam keadaan terbuka. Sebagian tempat dimanfaatkan warga untuk usaha mendirikan warung.
Listyo menambahkan, rumah untuk evakuasi warga saat bencana banjir tersebut ternyata belum diserahterimakan kepada pihak desa. Sejak selesai dibangun tahun 2010 lalu.
"Rata-rata pemdes belum menerima penyerahan atau hibah aset tersebut. Jadi agak tidak terurus, karena desa juga tidak berani menganggarkan rehabilitasi, karena aset itu masih milik Pemprov. Belum diserahkan ke pemkab atau pemdes," jelasnya , Sabtu 14 Oktober 2022.
Sementara, Kepala Desa Nglanjuk, Wiji, tidak memungkiri jika selama ini tidak pernah ada perawatan. "Masih milik provinsi," kata Wiji.