Berpulang, NH Dini, Novelis yang Menjual Harta Demi Menyendiri
Jenazah novelis NH Dini rencananya dikremasi di Krematorium Ambarawa, Kabupaten Semarang, Rabu 5 Desember 2018. Sastrawan bernama lengkap Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin itu meninggal dunia akibat kecelakaan di jalan tol dalam Kota Semarang pada Selasa siang 4 Desember 2018.
Keponakan NH Dini, Paulus Dadik mengatakan, jenazah almarhum disemayamkan di Rumah Duka Wisma Lansia Harapan Asri Banyumanik, Kota Semarang.
Dadik menyebut NH Dini sebagai orang yang tidak mau merepotkan orang lain, termasuk keluarganya. Novelis itu, menurut dia, menjual seluruh hartanya dan memilih hidup di panti jompo.
"Beliau ingin hidup mandiri, tidak mau merepotkan keluarganya," katanya seperti dikutip Antara.
Semasa hidup NH Dini rutin menjalani terapi tusuk jarum sekali dalam sepekan. Kecelakaan Selasa siang terjadi saat dia pulang dari tempat terapi tusuk jarum.
NH Dini meninggalkan dua anak bernama Marie Claire Lintang dan Pierre Louis Padang Coffin serta empat cucu.
Sementara itu, Sastrawan Indonesia, Goenawan Mohamad, menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya sastrawan dan novelis Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin, yang lebih dikenal dengan NH Dini.
"Wafat, Nh Dini. Kabar yg saya terima karena kecelakaan mobil. Novelis kelahiran 1936 ini sastrawan terkemuka dari generasi yg muncul pertama kali di majalah Kisah. Karyanya: Pada Sebuah Kapal, Namaku Hiroko. Semoga ia beristirahat dalam damai," kata Goenawan dalam cuitan pada akun twitternya.
Ucapan belasungkawa terhadap NH Dini meninggal membanjiri laman twitter. Ucapan tersebut datang dari berbagai kalangan profesi seperti jurnalis, mahasiswa, penulis, dokter dan para penggemarnya.
Novelis NH Dini meninggal dunia setelah mobil taksi yang ditumpanginya mengalami kecelakaan di Jalan Tol Dalam Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa sore.
Sastrawan itu sempat memperoleh perawatan di RS Elisabeth, Semarang, sebelumnya akhirnya meninggal dunia.
NH Dini yang karyanya di antaranya La Barka, Orang-orang Tran, Pertemuan Dua Hati, luka-luka di bagian kepala dan tangan tangan.
Juru Bicara RS Elisabeth Semarang, Probowati Tjondronegoro, membenarkan kabar duka tersebut. "Meninggal sekitar pukul 16.30 WIB, jenazah masih disemayamkan di kamar jenazah rumah sakit," katanya. (ant)