Berpuasa di Tengah Bencana Gempa di Malang
Ribuan warga terdampak gempa bumi di Kabupaten Malang harus tetap menjalankan ibadah puasa di tengah bencana yang menimpa. Tak terkecuali bagi Edi Djunaedi, warga RT 8, RW 1 Dusun Majang Tengah, Dampit, Kabupaten Malang.
Pada Ramadhan kali ini, Edi mau tak mau harus menjalankan ibadah puasa di tenda pengungsian dan memasak makanan untuk berbuka puasa di dapur umum.
Maklum, rumah Edi seluas 190 meter persegi sudah rata dengan tanah. Yang tersisa hanya bagian kamar mandi dan dapur. Rumah tersebut didiami Edi bersama seorang istri dan dua anaknya.
“Puasa dalam kondisi seperti ini sangat susah, sulit. Biasanya jam segini lagi nyari-nyari takjil untuk berbuka. Tapi sekarang cemas menunggu kepastian bantuan makanan,” ujarnya pada Selasa 13 April 2021.
Apalagi kata Edi, pada Ramadhan kali ini, ia tidak bisa menjalani bersama keluarga kecilnya dengan lengkap. Sebab, kedua anaknya ia ungsikan ke rumah neneknya di Lumajang agar lebih aman.
“Saya di sini (Dampit) hanya bersama istri. Tidurnya di tenda pengungsian bersama warga-warga yang lain,” katanya.
Jelang berbuka puasa, Edi bersama dengan warga RT 8 memasak berbagai macam lauk-pauk seperti ayam goreng, lele hingga mie. Semua bahan pokok makanan tersebut ujar Edi merupakan bantuan dari para relawan, baik dari lembaga nirlaba, hingga partai politik.
“Ini tadi sudah dapat delapan karung beras. Tiap karung seberat lima kilogram. Kami memasak untuk 17 KK di RT 8,” ujarnya.
Dalam masa-masa seperti ini, Edi begitu merindukan untuk bisa menjalani ibadah puasa lengkap dengan kedua buah hatinya, dan di bawah lindungan atap rumahnya sebelum dirobohkan oleh gempa.
“Biasanya jam segini lagi duduk-duduk di rumah. Sama istri dan anak. Makanan berbuka juga sudah siap,” katanya.
Advertisement