Berperan di Perampokan Blitar, Ini Dendam Pribadi Samanhudi
Polda Jatim terus mengungkap kasus perampokan rumah dinas Walikota Blitar Santoso. Terungkap jika Samanhudi, eks Walikota Blitar ikut berperan dalam menyusun rencana perampokan. Ia juga memiliki motif dendam pribadi di balik perampokan itu.
Peran Samanhudi
Pasangan Muhammad Samanhudi Anwar dan Santoso sebelumnya dikenal banyak bekerjasama membangun Kota Blitar. Duet keduanya setidaknya dimulai sejak berada di gedung DPRD Kota Blitar. Santoso menjabat sebagai Sekda DPRD Kota Blitar ketika Samanhudi menjadi Ketua DPRD di tahun 2004 hingga 2010.
Beranjak masuk di Pemkot Blitar, Samanhudi lebih dahulu menjadi Walikota Blitar di tahun 2010 hingga 2015. Periode kedua, Samanhudi berpasangan dengan Santoso memenangkan Pilwali dan menjabat antara 2016 hingga 2019. Santoso melanjutkan jabatan Walikota Blitar di tahun 2021.
Hingga terjadi perampokan rumah dinas Walikota Blitar pada Senin 12 Desember 2022. Samanhudi ditangkap dan jadi tersangka pada Jumat, 27 Januari 2023.
Dalam penyelidikan kepolisian terungkap bila Samanhudi memiliki motif dendam pribadi, untuk terlibat dalam perampokan di rumah dinas Santoso.
Bertemu dengan lima pelaku lain ketika di dalam Lapas Sragen, Samanhudi memberikan berbagai informasi terkait rumah dinas Santoso serta kekayaan mantan wakil walikotanya itu.
Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim, AKP Lintar Mahardono, sebelumnya menjelaskan jika Samanhudi berperan memaparkan kondisi rumah yang pernah ditempatinya ketika menjadi Walikota Blitar itu, lengkap dengan jumlah personel Satpol PP yang berjaga.
Selain itu, Samanhudi memaparkan jika Santoso akan memegang uang tunai hingga Rp800 juta setiap akhir tahun.
Diketahui pula jika Samanhudi berada di Lapas Sragen ketika menjalani hukumannya akibat kasus suap sebesar Rp1,5 miliar dalam proyek pembangunan SMPN 3 Blitar.
Motif Samanhudi
Selain peran, polisi juga mengungkap motif yang melatarbelakangi Samanhudi terlibat dalam perampokan eks rekannya itu. Diduga, Samanhudi memiliki dendam pribadi kepada Santoso. Hal itu diungkapkan ketika berada di dalam lapas.
Meski polisi belum menyebut secara detil terkait dendam pribadi itu, Samanhudi sendiri sempat menyampaikan keinginan balas dendam setelah bebas dari Lapas Sragen.
Hal itu disampaikan dalam sambutannya ketika keluar dari lapas, tiga bulan sebelum merampok rumah dinas Santoso, dikutip dari Kompas, 2 Februari 2023. Saat itu ia mengaku dizalimi oleh oknum politik dan mengaku akan membalas dendam, meski tak menyebut siapa sosok tersebut.
Ia juga menyatakan jika sering terjadi perampokan kekuasaan di Kota Blitar. Tahun 2019 lalu, ia meminta Santoso menjadi wakil dari putranya, yang hendak maju jadi Walikota Blitar.
Namun yang terjadi, Santoso memilih maju sendiri dan berebut rekom PDIP melawan putra Samanhudi. Yang terjadi selanjutnya, rekom PDIP jatuh pada Santoso sedangkan anak Samanhudi mencari parpol lain untuk maju, dan kalah.
Meski demikian, Santoso menyebut hubungannya dengan Samanhudi baik-baik saja, pasca perampokan di rumah dinasnya.
Kini polisi telah menetapkan empat tersangka perampokan, dan memburu dua tersangka lain. lima orang tersebut masing-masing Mujiadi 54 tahun, Ali 57 tahun, dan Asmuri 54 tahun, serta Okky Suryadi dan Medy Afriyanto keduanya 35 tahun yang menjadi buron.