Berpantun Peduli Palestina, Dana Muhammadiyah Tembus Rp23 Milyar
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti mengajak masyarakat untuk berdonasi kepada Palestina melalui Lazismu. Kali ini, ia tampil dengan bukan dengan cara yang biasa. Mu’ti mengajak masyarakat menggunakan pantun.
Pantun tersebut ia bagikan melalui akun media sosial (Instagram) pribadinya, abe_mukti, dikutip Senin 31 Mei 2021.
Inilah pantun yang Mu’ti tulis;
Dari Semarang ke Boyolali
Singgah sejenak di Salatiga
Hati senang bisa berbagi
Bantu saudara di Palestina
Di Salatiga membeli lontong
Enak nikmati dengan tahu
Kalau saudara tak mau nolong
Janganlah iri pada yang bantu
Anak santri pakai kopiah
Tunaikan shalat berjamaah
Kalau memberi lewat Muhammadiyah
Bantuan dibagi sesuai amanah
Diinfokan, Sabtu 29 Mei 2021, dana bantuan untuk Palestina telah terkumpul 23 milyar. Dana tersebut akan disalurkan dalam bentuk bantuan logistik obat dan makanan, beasiswa pendidikan, ambulans, dan pelayanan kesehatan.
Dukungan Palestina Faktor Sejarah
Hubungan Indonesia-Palestina terjalin akrab layaknya seorang saudara kandung. Di masa paling sulit Indonesia pada agresi Militer Belanda II, seorang konglomerat Palestina bernama Ali Taher pernah menghibahkan seluruh kekayaannya di Bank Arabia untuk perjuangan rakyat Indonesia.
“Terimalah semua kekayaan saya ini untuk memenangkan perjuangan rakyat Indonesia,” demikian perkataan Ali Taher tercatat dalam buku karya M Zein Hasan berjudul Diplomasi Revolusi di Luar Negeri (1980).
Tak heran jika kemudian setelah roda nasib bertukar, Indonesia setia berada di pihak Palestina. Begitu pula Muhammadiyah.
Dana Operasional Kedubes Palestina
Program Koordinator Muhammadiyah Aid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Wachid Ridwan dalam forum di TabligMu TV, Sabtu 29 Mei, mengungkapkan, Muhammadiyah pernah rutin menanggung biaya operasional kantor Kedutaan Besar Palestina di Indonesia.
“Saya mendengar sendiri waktu itu saya masih di DPP IMM, masih anak-anak kecil gitu, Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah yaitu almarhum Pak Sutrisno Muchdam saya dengar sendiri bahwa Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu sering membayari listrik dan air PDAM di kantor Kedutaan Palestina yang ada di Jakarta. Sering membayari per bulannya,” ungkap Wachid.
Peristiwa itu menurutnya berlangsung antara tahun 1994 hingga 1995. Dukungan Persyarikatan terhadap Palestina juga digaungkan oleh sosok yang dikenal sebagai ‘Menteri Luar Negeri Muhammadiyah’ yakni almarhum Lukman Harun.
“Jadi bukan hari ini saja Muhammadiyah membantu Palestina,” jelas Wachid.
Suara Dukungan
Mendiang Lukman Harun sendiri aktif menyuarakan dukungan untuk negara-negara muslim dengan menjadi ketua panitia Pembebasan Palestina dan Masjidil Aqsha, ketua Komite Setiakawan Rakyat Indonesia-Afghanistan, hingga menjadi Sekretaris Jenderal Asian Conference on Religion and Peace (ACRP). Lukman Harun juga tercatat berkali-kali mengunjungi Bosnia untuk menggalang aksi solidaritas ketika negeri itu sedang dilanda peperangan.
Bagi Wachid, komitmen yang telah ditinggalkan oleh almarhum Lukman Harun yang wafat pada tahun 1999 itu wajib untuk diteruskan sebagai pengejewantahan nilai Al-Quran mengenai solidaritas, ta’awun dan kerjasama.
“Bagi kita tetap, komitmen membantu ini adalah sebuah amanah yang tentu harus kita berikan saat mereka memerlukan bantuan. Dan bagi kita Muhammadiyah, bantuan terhadap Palestina sebagaimana yang telah diperjuangkan oleh almarhum Lukman Harun dan PP Muhammadiyah sendiri adalah amanah yang kita emban di Muhammadiyah Aid,” tuturnya.