Bermotor Tanpa BBM, Berharap Karomah dalam Humor Santri
Di kalangan kaum santri, "karomah" adalah hal wajar bagi seorang wali. Itulah kemampuan lebih yang dimiliki karena anugerah Allah Ta'ala.
Karomah tak lagi menjadi sesuatu yang asing sebagai anugerah-Nya. Telah tertuang dalam kitab suci Al-Quran, riwayat kisah para wali Allah, serta kejadian luar biasa dialami manusia.
Soal kejadian luar biasa, dalam ilmu pesantren, terbagi menjadi empat macam, di antaranya Mukjizat, Karomah, Ma'unah dan Irhas. Seperti diketahui, Mukjizat dan Irhas atas kehendak Allah untuk para Nabi terdahulu.
Sedangkan Karomah adalah anugerah untuk para wali. Serta Ma'unah merupakan pertolongan Allah di luar dugaan. Seperti peristiwa orang selamat usai tiga hari tertimbun gempa. Hal itu menjadi bukti kebesaran Tuhan yang patut dipahami, guna mempertebal keimanan.
Meski begitu, karomah dinilai pula sebagai ujian dari Allah. Lantaran para wali berbeda dengan para Nabi. Mereka seakan diuji keimanannya, menjadi sombong atau semakin beriman berkat anugerah tersebut.
Si Amrin Membayangkan Dapat Karomah
Nah, kali ini ada kisah humor tentang 'karomah' bagi seorang santri. Ilmu melebihi kemampuan rata-rata manusia menjadi sesuatu yang membuat sang kiai terlihat 'sakti'.
Kisah lucu dialami Kiai Mustofa, yang dikabarkan punya karomah oleh penduduk desa sekitar pesantrennya: naik motor tanpa bahan bakar minyak (BBM). Mendengar hal itu, Amrin Pembolos penasaran dan berniat meminta amalan ilmu tersebut.
Setelah beberapa kali ditolak bertemu, Si Amrin Pembolos tetap menerapkan prinsip "man jadda wa jadda". Siapa yang bersungguh-sungguh pastilah akan mendapatkannya. Tak sia-sia, ia mendapat restu sang kiai setelah malam ketujuh.
"Begini Kang Amrin, untuk menghidupkan mesin ucapkan Bismillah. Untuk melaju gunakan Alhamdulillah. Mengerem ucapkan Astaghfirullah. Oya, kecepatannya hanya boleh dipacu 20 km/jam," ujar Kiai Mustofa.
Motor tanpa diisi BBM pun dinyalakan dengan mengucap Bismillah. Mesinnya menyala dilanjutkan dengan ucapan Alhamdulillah, motor langsung melaju.
Amrin Pembolos yang tidak puas dengan laju motornya nekat menambah kecepatan. "Bismillah...bismillah...bismillah!"
Laju motor makin tak terkendali hingga sampai ke jalan berujung di tepi sungai. Kelabakan, Kang Amrin, teringat untuk mengucap, "Astaghfirullah...astaghfirullah...astaghfirullah!
Motor pun mendadak berhenti sejengkal di tepian sungai. Si Amrin Pembolos lega sembari berucap,"Alhamdulillah nggak tercebur."
Mesin motor lalu berbunyi dan melaju melewati jarak sejengkal dari sungai. Byur.....
Advertisement