Bermotif Asmara, Siswa SMP Ini Dihabisi Teman Bermainnya
Bermain air basah, bermain api hangus. Sisi lain, diduga bermain asmara, seorang siswa SMP di Desa Sapih, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo dibunuh dua teman bermainnya.
“Misteri kasus ini akhirnya terkuak. Korban yang awalnya adalah Mr X diketahui sebagai Ahmad Arifin (16), siswa SMP Satu Atap di Desa Sapih, Kecamatan Lumbang. Kami juga berhasil menangkap dua tersangka pembunuhnya,” ujar Kapolres Probolinggo, AKBP Fadly Samad saat merilis kasus pembunuhan tersebut di Mapolres, Sabtu, 13 Oktober 2018.
Kedua tersangka itu masing-masing, Kamaluddin (19) dan Nur Hadi Mustofa (18), keduanya sedesa dengan korban yakni, Desa Sapih. Mereka dikenal sebagai teman sepermainan Arifin.
Awalnya, Kamis pagi, 11 Oktober 2018 lalu, warga di lereng Gunung Bromo dihebohkan dengan penemuan mayat di dasar jembatan di Desa Sariwani, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Mayat tanpa identitas itu mengalami luka di antaranya di wajah dan tangan.
“Akhirnya identitas korban diketahui sebagai Ahmad Arifin, siswa SMP Satu Atap di Desa Sapih,” ujar Kasat Reskrim Polres, AKP Riyanto.
Satu-satunya pengenal adalah, mayat itu mengenakan kaus (T-shirt) bertuliskan ala remaja milenial yakni, “Pikir Kari”, “Setel Kendo”, dan “Loyalitas Tanpa Batas”. Polisi berusaha mencari komunitas yang biasa mengenakan kaus tersebut di kawasan lereng Bromo.
“Akhirnya identitas korban diketahui sebagai Ahmad Arifin, siswa SMP Satu Atap di Desa Sapih,” ujar Kasat Reskrim Polres, AKP Riyanto. Tidak hanya identitas korban, polisi pun akhirnya berhasil menguak pelaku yang membunuh korban.
Kedua tersangka pembunuhan adalah, Kamaluddin (19) dan Nur Hadi Mustofa (18), keduanya warga Desa Sapih.
“Tersangka K (Kamaludin, Red.) terpaksa ditembak kakinya karena berusaha melawan saat hendak ditangkap di rumahnya, Sabtu dinihari,” ujar Kapolres.
Dari pengakuan kedua tersangka itu, terkuak kronologi tewasnya Arifin hingga dibuang di dasar sungai. Bermula ketika kedua tersangka menghubungi Arifin untuk diajak bermain biliar di Pasuruan.
Akhirnya mereka bertiga naik satu motor, Honda GL Max bernomor polisi (Nopol) N 2731 CS yang disetiri Kamaludin menuju Pasuruan.
Puas bermain biliar dan berjalan-jalan mereka bertiga pulang. Sesampai di atas jembatan di Desa Sariwani, motor berhenti. Kamaludin dan Nur berlasan, ingin kencing lebih dulu.
Saat kencing itulah, Arifin dibabat celurit yang memang sudah disiapkan Kamaludin. Korban tersungkur setelah tiga kali disabet celurit. Kamaludin kemudian meminta bantuan Nur untuk membuang tubuh Arifin di dasar sungai.
Apa motif pembunuhan itu?
“Diduga pembunuhan ini bermotif dendam asmara karena pacar pelaku diganggu oleh korban,” ujar AKBP Fadly. Yakni, dendam karena Arifin diketahui sempat meremas payudara pacar Kamaludin.
Dari hasil pemeriksaan, ketiganya memang berteman dalam sebuah komunitas. Bahkan Kamaludin dan Nur masih ada ikatan kerabat.
Apa pun motifnya, yang jelas, kedua tersangka dijerat pasal 340 KUHP (pembunuhan berencana) serta pasal 365 KUHP (pencurian dengan kekerasan). “Dijerat pasal 340 KUHP karena tersangka telah menyiapkan celurit untuk menghabisi korban. Juga kena pasal 365 karena tersangka merampas barang-barang milik korban,” ujar AKP Riyanto.
Sementara itu Kepala Desa Sapih, Koyatin mengaku, kaget dengan peristiwa yang melibatkan warganya baik korban maupun kedua tersangka. “Ketiganya teman sepermainan, bahkan biasa ngojek sayur bersama-sama,” ujarnya. (isa)
Advertisement