Meski Bermasalah, Chrisman Hadi Kembali Pimpin DKS
Tongkat komando Dewan Kesenian Surabaya (DKS) tidak berpindah dari tangan Chrisman Hadi, walaupun namanya dianggap bermasalah karena tidak bisa membawa DKS periode 2014-2019 ke arah yang lebih baik. Parahnya, DKS juga tidak memiliki hubungan baik Pemerintah Kota Surabaya.
Ia kembali terpilih dalam proses voting yang dilakukan pada kegiatan Musyawarah Daerah (Musda) DKS dengan agenda utama pemilihan ketua umum periode 2020-2025 di Hotel Great Diponegoro, Surabaya, Minggu 29 Oktober 2019.
Dalam voting, Chrisman Hadi berhasil menang jauh dari lima pesaingnya. Ia berhasil mengumpulkan 69 dukungan, diikuti oleh Heri Suryanto dengan 24 suara, Sekar Alit Santya 5 suara, Luddy Saputro 2 suara, Kusnan Hadi 2 suara, Hafshoh Mubarak 1 suara.
Pasca terpilih, Chrisman mengaku, akan menyelesaikan pekerjaan rumah yang belum usai. Yakni bagaimana membawa seni bisa tetap eksis di masyarakat Surabaya di tengah era modern ini.
"Dewan Kesenian Surabaya itu kan punya PR yang begitu banyak. Baik perkara program, perkara penganggaran, baik perkara-perkara bagaimana kedudukan seni itu sebagai identitas dan martabat sebuah kota. Sebab pada hakekatnya seni dan kesenian itu adalah identitas dan martabat sebuah kota," ujarnya.
Karena itu, ia mengatakan, program ke depan adalah bagaimana untuk membangun karakter watak khas Surabaya agar dapat dikenal tradisinya. Utamanya, menjaga keberadaan kesenian tradisional dan ikut mengembangkan kesenian modern.
"Jadi kita mau tradisi yang masa lampau dan juga masa depan itu harus menjadi satu. Tidak bisa kita melihat kesenian melihat kebudayaan itu hanya dari satu sisi," ujarnya.
Untuk menyukseskan impiannya, Chrisman Hadi meminta agar semua pihak terlibat. Termasuk para senior yang kerap memberi kritik pedas pada dirinya.
Advertisement