Bermain Musik dengan Hati, Siswa YPAB Sentuh Hati Penonton
Tidak bisa melihat bukan halangan untuk berkarya. Inilah pembuktikan para siswa dan siswi Yayasan Pendidikan Anak-anak Buta (YPAB) Surabaya.
Meski memiliki keterbatasan dalam penglihatan, mereka tetap bisa bermain alat musik. Salah satu instrumen yang dimainkan adalah angklung.
Keahlian bermain angklung ini mereka dapatkan dengan usaha yang keras. Riski Nurilawati, guru Seni Budaya YPAB Surabaya mengungkapkan, keahlian angklung ini sudah dilatih sejak kelas 7 SMP.
"Sejak kelas 7 mereka sudah mempelajari angklung. Karena angklung ini masuk dalam salah satu mata pelajaran seni budaya. Tapi kami tidak memaksa, melainkan lebih pada mengarahkan minat mereka," kata Riski saat mendampingi murid-muridnya tampil.
Untuk mengajarkan angklung pada anak-anak Tuna Netra ini, Riski melakukan treatment khusus. Ia menyebutkan notasinya pada setiap anak.
"Sebelum mereka bermain angklung, mereka harus mengenal notasinya terlebih dahulu," ujarnya.
Pemainan alat musik angklung dilakukan secara bersama-sama. Sehingga anak-anak harus benar-benar mengenal notasi agar tidak kebingungan saat memainkan alat musik.
"Anak-anak ini bermain bukan dengan tangannya tapi hatinya. Sebab musik yang mereka mainkan berasal dari hati mereka," imbuh Riski.
Fifi Clarissa, murid YPAB tampil bersama 6 temannya dengan instrumen angklung membawakan lagu 'Bagimu Negeri', dalam acara Rotary Intercity Meeting di Surabaya.
Penampilan Fifi dan kawan-kawannya berhasil menyentuh hati para tamu yang hadir dalam acara tersebut. Terbukti banyak orang yang meneteskan air mata bukan karena terharu. Permaianan musik mereka mampu menyentuh hati.
Fifi menceritakan, penampilannya kali ini hanya memakan waktu latihan 1 hari saja. Namun ia tetap bersemangat memberikan penampilan terbaiknya.
"Sangat percaya diri untuk tampil kali ini, meskipun latihan cuma 1 hari tapi harus berikan yang terbaik untuk orang menonton," ujarnya.
Sementara itu, Etty A. Soraya selaku Presiden Rotary Club of Surabaya Kaliasin mengatakan, ingin memberikan wadah bagi anak-anak Tuna Netra untuk berkreasi.
"Mereka bertalenta, penampilan mereka luar biasa. Kami ingin memberikan memberikan wadah agar mereka bisa tampil dan membutikan kalau mereka bisa," pungkas Etty.
Untuk diketahui, siswa YPAB sudah sering tampil dalam pertunjukan angklung, bahkan dengan jumlah formasi yang lebih banyak.
Advertisement