Berkiprah 2 Bulan, Persibo Sumbang PAD ke Bojonegoro Rp220 Jt
Keseriusan manajemen baru Persibo Bojonegoro di bawah kendali CEO Eko Setyawan untuk membangkitkan kembali tim kebanggaan masyarakat Kabupaten Bojonegoro promosi naik kasta Liga 2 2024/2025 bukan hanya ucapan saja.
Hal itu dapat dibuktikan dengan ditunjuknya Persibo menjadi tuan rumah babak 28 besar Liga 3 Kapal Api PSSI Jatim 2023 yang akan dilaksanakan mulai 7 Januari 2024 nanti.
Catatan manajemen baru Persibo menyebutkan, diperkirakan setiap Persibo Bojonegoro bertanding, lebih dari Rp 760,000,000,- uang yang berputar di Kabupaten Bojonegoro. Terdiri dari dari : Rp60,000,000,- (pemasukan asongan di dalam dan luar stadion); Rp20,000,000,- (jasa parkir diluar area stadion); Rp30,000,000,- (pemasukan warung sekitar stadion); Rp50,000,000,- (pemasukan warung dan kafe didalam kota); Rp100,000,000,- (perputaran sektor lainnya).
Itu belum termasuk kedatangan tim luar Bojonegoro yang bertanding (Rp500,000,000,- untuk sewa hotel, makan, laundry dan kebutuhan lainya), tentunya gairah ini juga membangkitkan ekonomi rakyat di Kabupaten Bojonegoro.
Selain yang dirasakan langsung oleh masyarakat, Panpel Persibo juga telah menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan membayar sewa stadion sebesar Rp180,000,000,- untuk pertandingan penyisihan Group N atau membayar Rp 30.000.000,- per pertandingan dikalikan 6 pertandingan/hari, termasuk membayar pertandingan ujicoba dan latihan lebih dari Rp15,000,000,- serta ditambah pajak tiket sebesar Rp28.600.000.
“Total yang sudah kami bayarkan ke Pemkab Bojonegoro lebih dari Rp220,000.000,-. per tanggal 22 Desember semuanya sudah kami bayarkan“, ucap Ketua Panpel Persibo Lamiran dalam rilis yang diterima ngopibareng.id Minggu 24 Desember 2023.
Untuk sekelas Liga 3 yang kompetisinya masih amatir, tentunya ini sangat mahal dan berat. Bisa dikatakan sewa stadion SLS untuk tim Liga 3 Amatir, termasuk termahal yang ada di wilayah NKRI. Bahkan lebih mahal dari sewa stadion beberapa klub professional Liga 1 dan Liga 2 Indonesia,
“Harapan saya Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dan DPRD memiliki solusi tentang sewa stadion ini. Ini penting bagi Persibo yang sedang berjuang untuk naik kasta dan selalu ingin menjadi tuan rumah, agar para pendukungnya tidak jauh-jauh dalam menonton,” ungkapnya.
Tidak menutup kemungkinan, jika tidak ada solusi dari Pemerintah dan DPRD Bojonegoro, Panpel akan mempertimbangkan mencari alternatif stadion lainnya di luar Kabupaten Bojonegoro.
“Kemarin kita telah berkoordinasi dengan Ketua Panpel Persela Lamongan yang menggunakan Stadion Bumi Wali Tuban, mereka hanya sewa Rp10,000,000,- saat melawan Persipa Pati. Padahal itu pertandingan Liga 2 yang sudah profesional. Sehinggal sangat mungkin kita akan mencari kandang di luar Kabupaten Bojonegoro untuk menjadi tuan rumah 28 besar Liga 3 Jatim maupun tuan rumah lainnya,” ungkap Lasmiran.
Pemasukan warga Sekitar Stadion Letjen Soedirman
Kembalinya Persibo Bojonegoro berkiprah disambut positif para pelaku usaha, terutama mereka yang berada di sekitar Stadion Letjen Soedirman. Mereka mengaku bahwa mulai adanya kompetisi Liga 3 Jatim, ada banyak pemasukan.
Menurut Sugeng, salahs atu pengelola warung di depan Stadion Letjen Soedirman, dirinya menyatakan gembira Persibo Bojonegoro berkiprah lagi.
“Ini kabar baik bagi kami masyarakat kecil, khususnya pedagang sekitar stadion, lantaran Persibo ditunjuk menjadi tuan rumah lagi. Selama putaran penyisihan putaran 1 dan putaran 2 banyak sekali dampak positif untuk kami,” ungkap Sugeng.
Hal yang sama disampaikan Mas Parno, pedagang asongan yang mangkal di SLS (Stadion Letjend H. Soedirman) ketika Persibo bertanding, “Sangat bersyukur adanya Persibo menjadi tuan rumah, kami dan teman-teman sangat berterima kasih kepada Panpel Persibo karena dipermudah untuk berdagang dan hasilnya bisa untuk menghidupi keluarga kami orang kecil,” tandasnya.
Advertisement