Berkibar dan Ditakuti, Indonesia dalam Sejarah All England
Tim Indonesia dikeluarkan dari ajang All England 2021. Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) menerbitkan pernyataan resmi, mengenai dikeluarkannya wakil Merah-Putih. Gelaran All England 2021 berlangsung di Birmingham tanggal 17-21 Maret 2021. Indonesia mengirimkan 12 atlet terbaiknya ke Negeri Elizabeth, yang dilepas PBSI pada Jumat 12 Maret 2021.
Rombongan Indonesia mendarat di Inggris pada Sabtu 13 Maret 2021 waktu setempat. Anthony Ginting dkk langsung melakukan swab tes setibanya di Hotel Crowne Plaza Birmingham City Centre dan dinyatakan negatif COVID-19.
Tim Indonesia bertanding pada hari pertama All England 2021 di Birmingham Arena, Rabu 17 Maret. Tiga wakil pertama Merah-Putih berhasil memenangkan pertandingan pertamanya.
Di ganda putra, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon lolos ke babak kedua usai menyingkirkan wakil Inggris, Matthew Clare/Ethan Van Leeuwen. Kesuksesan The Minions disusul Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan yang mengalahkan pasangan tuan rumah, Ben Lane/Sean Vendy.
Di sektor tunggal putra, Jonatan Christie berhasil menaklukkan wakil Thailand, Kunlavut Vitidsarn, dua set langsung 21-13 dan 24-22.
Seharusnya masih ada tiga wakil Indonesia yang bertanding di hari yang sama, yaitu Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto vs Godwin Olofua/Anuoluwapo Juwon Opeyori, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti vs Dhruv Kapila/Jakkampudi Meghana, dan Anthony Sinisuka Ginting vs Thomas Rouxel.
Namun, ketiga wakil tersebut dinyatakan WO dan tersingkir dari All England 2021. Selain itu, semua wakil Indonesia yang telah memenangkan pertandingan juga dinyatakan WO oleh BWF.
Ini memang fakta menyedihkan bagi bangsa Indonesia. Terkait hal itu, ada baiknya kita menengok masa lalu. Tentang sejarah All England bagi bangsa Indonesia.
Pudarnya Kebanggaan Indonesia
The All England Open Badminton Championships -- biasa disingkat All England -- merupakan turnamen bulutangkis tertua di dunia. Cikal bakal turnamen bergengsi ini dimulai dari keberhasilan turnamen terbuka pertama di dunia yang diadakan di Guildford pada 1898.
All England pertama sukses diselenggarakan pada 4 April 1899 dengan mempertandingkan 3 kategori yaitu Ganda Putra, Ganda Putri, dan Ganda Campuran.
Selanjutnya, pada penyelenggaraan tahun berikutnya ditambah kategori Tunggal Putra dan Putri.
Indonesia pertama mengibarkan bendera merah putih di arena All England pada 1959. Tepatnya di sektor tunggal putra.
Adalah Tan Joe Hok alias Hendra Kertanegara. Tan mengalahkan rekan senegara di final, yakni Ferry Sonneville dalam pertandingan rubber game dengan poin 15–8, 10-15 dan 15-3.
Pada dua penyelenggaraan pertamanya, All England bernama “Badminton Association Tournament”.
Setelah penyelenggaraan Piala Thomas pertama pada tahun 1949 sampai dengan tahun 1977 dimana Federasi Bulutangkis Internasional meluncurkan kejuaraan resmi pertamanya, All England dianggap sebagai kejuaraan dunia Bulutangkis saat itu.
All England terhenti di dua kali penyelenggaraan, dikarenakan Perang Dunia I (1915 - 1919) dan Perang Dunia II (1940 -1946).
Sejak tahun 1984, All England resmi mengikat sponsor eksklusif dengan raksasa perlengkapan bulutangkis Yonex.
Berikut tempat pelaksanaan kejuaraan sepanjang Sejarah All England dari 1899 hingga 1994.
1899 - 1901 HQ London Scottish Regiment Drill Hall, Buckingham Gate
1902 Crystal Palace, Sydenham, Kent
1903 - 1909 London Rifle Brigades City Headquarters, Bunhill Hill, London
1910 - 1939 The Royal Horticultural Hall, Vincent Square, London
1947 - 1949 Haringay Arena, London
1950 - 1956 Empress Hall, Earls Court, London
1957 - 1993 Wembley Arena, London
1994 - Barclaycard Arena (formerly the National Indoor Arena), Birmingham.
Advertisement