Berkah Ramadan Non Muslim Ikut Berburu Takjil
Sejak awal Ramadan, media sosial dihebohkan dengan aktivitas berburu takjil yang juga diikuti oleh orang selain Muslim atau non Islam (nonis).
Bahkan, nonis sudah mulai ikut berburu takjil pada pukul 15.00 WIB. Padahal di waktu itu, umat muslim masih belum mencari takjil. Hal tersebut membuat netizen saling bercanda mengenai perburuan takjil antar umat beragama ini.
Tentunya, tidak ada masalah serius yang muncul akibat fenomena berburu takjil oleh nonis ini. Hanya saja, umat masing-masing agama menjadi tergelitik dan membahasnya di media sosial.
Ya, seperti itulah bentuk toleransi yang ada di Indonesia lewat gambaran perburuan takjil oleh nonis. Bayangkan saja, banyak warung makan tutup pada pagi hari saat umat Muslim berpuasa.
Namun, ada beberapa warung makan atau warkop tetap buka bagian kakinya saja. Warung tertutup rapat pakai kain, tapi tak sampai menutupi bagian kaki.
Nah, saat nonis juga ikut berburu takjil tidak ada larangan bukan? Bahkan, perburuan ini membawa berkah bagi para pedagang makanan.
Salah satu perburuan takjil yang dipantau Ngopibareng.id ialah penjual takjil di Jalan Surodinawan, Mojokerto, Jawa Timur. Ia menjual banyak sekali aneka jajanan basah atau kering dadakan.
Aneka takjil yang dijual ialah minuman es capcin, taro, matcha, es cendol, es campur dan lainnya. Harganya mulai Rp 5.000 sampai Rp 10.000.
Sedangkan lauk pauk seperti ceker, pepes ikan, aneka sop sayur, mendol, oseng-oseng, dan lainnya, harga mulai Rp 2.000 sampai Rp 12.000.
Banyak sekali nonis juga yang jarang memasak jadi bisa mencicip jajanan yang tak tersedia di kafe atau di rumah makan. Para pedagang juga banyak sekali keuntungan di bulan penuh berkah ini.
Pastinya selalu saja ada pedagang dadakan yang tak mau kalah memanfaatkan bulan puasa untuk berdagang dan mendapatkan hasilnya untuk membeli kebutuhan Lebaran.
Lokasinya di Jalan Perumahan Citra Surodinawan, tempat berburu takjil penggemar kulineran selalu ramai setiap harinya.
Advertisement