Berkah Kemarau bagi Petani Tembakau Ponorogo
Petani tembakau di Ponorogo justru mengalami dampak positif akibat musim kemarau. Panen mereka melimpah dengan harga jual yang jauh lebih baik dibanding harga tahun lalu.
Petani Tembakau Bersyukur
Sarengat, petani tembakau Desa Tatung, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo mengaku tembakau yang dipanen di kebunnya memiliki kualitas yang lebih bagus.
Hasil jualnya pun melonjak dibanding tahun lalu. Jika bagian atas daun atau kualitas bagus harganya antara Rp25 ribu hingga Rp35 ribu per kilo rajang kering, kini harganya melonjak antara Rp35 ribu hingga Rp45 ribu, dilansir dari Antara.
Kepala Desa Tatung, Rudi Sugiarto menyebut hasil panen tembakau tahun ini mencapai 200 ton dari lahan tembakau total seluas 75 hektare di desanya. "Musim kemarau tahun ini lebih panjang, dampaknya ke tembakau bagus. Harga jual juga lebih tinggi," katanya.
Petani kini juga tak kesulitan menjual hasil panen tembakau mereka. Sebab tembakau asal Desa Tatung langsung dibeli salah satu perusahaan rokok besar.
Produksi Tembakau Jawa Timur
Secara umum Ponorogo merupakan salah satu daerah penghasil tembakau di Jawa Timur. Data BPS menyebut, Ponorogo menghasilkan total 1.157 ton dan 1.410 ton tembakau masing-masing tahun 2021 dan 2022 lalu.
Selain Ponorogo sejumlah wilayah lain juga dikenal sebagai penghasil tembakau di Jawa Timur. Seperti Tulungagung, Jember, Jombang, Nganjuk, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep, dengan produksi rata-rata di atas seribu ton per tahun.
Produksi tembakau asal Jember tercatat sebagai yang terbanyak di Jawa Timur, mencapai 24.285 dan 27.251 ton masing-masing tahun 2021 dan 2022.