Hoax Tak Boleh Jadi Senjata Berpolitik
Memasuki Pemilihan Kepala Daerah yang tinggal beberapa bulan lagi, banyak sekali berita yang beredar untuk saling menjatuhkan salah satu pasangan calon. Terlebih saat memasuki massa kampanye.
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga (Unair), Joko Susanto, mengatakan saat ini banyak sekali berita-berita liar yang bohong atau hoax. Untuk itu ia mengimbau kepada para calon untuk tak saling menyebar hoax atau SARA.
"Hoax bukan kabar bohong semata, saat ini hoax menjadi senjata politik yang dipakai untuk mengaduk-aduk, kemudian atau kejelasan informasi memanggil orang-orang yang emosional, dan mengandung konten-konten yang berbau SARA," Joko Susanto, Jumat 16 Maret 2018.
Ia pun menambahkan, berhubung saat ini berada di Jawa Timur, Joko meminta untuk membahas hal-hal tidak hanya untuk menambahkan satu ikrar, dan setiap calon harus siaap beberapa hal.
"Calon kepala daerah harus siap tidak main many politik, dan calon juga harus siap tidak memainkan sara, siap untuk tidak main ujaran kebencian dan terakhir calon tidak boleh menyebarkan kabar bohong untuk menjatuhkan lawannya," ucapnya.
Namun baginya itu saja tidak cukup, pemerintah harus mengembangkan demokrasi, tapi negara tidak boleh diam untuk merawat kesatuan masyarakatnya. Serta negara bisa lakukan itu dengan bekerjasama dengan masyarakat dengan memberikan catatan mana berita benar dan mana yang salah.
"Ya bulan Desember lalu, ikrar itu kita masukkan, dan mereka sudah berjanji untuk mrmprkuat kesadaran untuk menyebarkan berita baik untuk tim sukses masing-masing calon. Karena kita juga harus menjadi tim sukses untuk kemajuan bangsa ini," tegasnya. (hrs)