Berikan Bantuan ABM, Bupati Kediri Motivasi Semangat Disabilitas
Bupati Hanindhito Himawan Pramana memberikan perhatian serius terhadap penyandang disabilitas di Kabupaten Kediri. Menyambut peringatan Hari Disabilitas Internasional, Mas Dhito sapaan akrabnya memberikan bantuan sosial alat bantu mobilitas (ABM) bagi 13 penyandang disabilitas.
Penyerahan bantuan dilakukan di Ruang Jayabaya Pemkab Kediri, Rabu (23/11/2022) siang. Mas Dhito berharap bantuan dari Pemerintah Kabupaten Kediri melalui Dinas Sosial itu dapat membantu atau memperingan aktivitas keseharian penyandang disabilitas.
"Mas Dhito menyampaikan kebanggaannya kepada penyandang disabilitas yang memiliki semangat dan daya juang tinggi dalam berkarya," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kediri Dyah Saktiana usai penyerahan bantuan.
Disabilitas penerima bantuan memiliki kebutuhan yang berbeda. Untuk itu, lanjut Dyah Saktiana, bantuan ABM diberikan disesuaikan dengan kebutuhan para penerima. Alat bantu tersebut berupa 10 unit kursi roda. Perinciannya, enam unit kursi roda cerebral palsy (CP), dua unit kursi roda BAB, serta tiga buah kaki palsu.
Kursi roda CP yang diberikan bisa digunakan untuk terapi melatih keseimbangan ataupun kekuatan otot. Bahkan diakui Dyah Saktiana, ada disabilitas yang sebelumnya menerima bantuan kursi roda model CP kini sudah mulai bisa mengangkat punggung sendiri.
Sebagaimana diketahui, penyerahan bantuan sosial ABM yang dilakukan kepada penyandang disabilitas ini bukan kali pertama. Pada Oktober 2021 lalu Mas Dhito menyerahkan bantuan ABM kepada 22 penyandang disabilitas.
"Mas Dhito berpesan supaya ABM yang diterima dapat dimaksimalkan sebaik mungkin supaya dapat meringankan beban dari keluarga pendamping maupun memperlancar aktivitas teman-teman difabel," ungkapnya.
Penyerahan bantuan ABM siang itu menjadi harapan baru bagi penyandang disabilitas untuk bangkit. Salah satunya Suhartono, 56, warga Dusun Botosari, Desa Kedungsari, Kecamatan Tarokan.
Bapak dua orang anak itu mengaku sudah dua tahun berjalan dengan alat bantu tongkat kruk. Hal itu lantaran kaki kirinya harus diamputasi akibat kecelakaan. Dia yang menjadi tulang punggung keluarga pun dua tahun tidak bisa lagi bekerja. "Dulunya kerja di koperasi, selama dua tahun ini tidak bisa kerja," ujarnya.
Untuk bertahan hidup dan membiayai anak-anaknya yang masih sekolah, terpaksa istrinya yang harus banting tulang bekerja serabutan. Harapan Suhartono dengan mendapat bantuan kaki palsu itu, dia bisa kembali beraktivitas untuk membantu meringankan beban istrinya.
"Istri kerja serabutan, mudah-mudahan dengan kaki palsu ini bisa beraktivitas lagi (bekerja) karena anak masih kecil-kecil," ucapnya penuh semangat. (Adv)