Berhati-hatilah Berbicara! Pesan Rasulullah Sering Terlupakan
Saat ini, banyak orang mudah bicara dan cenderung menyalahkan orang lain. Merasa dirinya paling benar, sedang orang lain selalu salah dan disalah-salahkan. Itulah kecenderungan sekarang.
Fenomena yang terjadi dalam media sosial, orang mudah mengeluarkan kata-kata tak elok. Mudah menyudutkan orang lain yang tak sepaham dengan dirinya. Ada, bahkan yang lebih mengerikan adalah menyebarkan berita bohong alias hoaks. Ada juga yang suka bergunjing (ghibah).
Lalu bagaimana pesan Islam soal itu? Islam mengingatkan umatnya untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kata-kata. Berhati-hati dalam berujar.
Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wasallam (Saw) telah mewanti-wanti kepada segenap umatnya;
عَنْ أَبِى ذَرٍّ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ لَيْسَ مِنْ رَجُلٍ ادَّعَى لِغَيْرِ أَبِيْهِ وَهُوَ يَعْلَمُهُ إِلاَّ كَفَرَ وَمَنِ ادَّعَى مَا لَيْسَ لَهُ فَلَيْسَ مِنَّا وَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ وَمَنْ دَعَا رَجُلاً بِالْكُفْرِ أَوْ قَالَ عَدُوَّ اللهِ وَلَيْسَ كَذَلِكَ إِلاَّ حَارَ عَلَيْهِ
Dari Abu Dzar bahwa dia mendengar Rasulullah SAW. bersabda :
"Tidaklah seorang laki-laki yang mengklaim orang lain sebagai bapaknya, padahal ia telah mengetahuinya (bahwa dia bukan bapaknya), maka ia telah kafir. Barang siapa mengaku sesuatu yang bukan miliknya maka ia bukan dari golongan kami, dan hendaklah dia menempati tempat duduknya dari neraka. Dan barang siapa memanggil seseorang dengan kekufuran, atau berkata : Wahai musuh Allah, padahal tidak demikian, kecuali perkataan tersebut akan kembali kepadanya. "
Demikian pesan Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wasallam dalam hadis riwayat Muslim no. 226, Bukhari no. 3508.
Dalam situasi pandemi Covid-19, tentu kita berharap segera berakhir sehingga kita bisa melakukan aktivitas seperti semula: normal. Tapi, kita pun tak boleh lupa dengan adanya suatu peristiwa. Selalu ada hikmah di balik semua peristiwa itu.
Hikmah di Balik Peristiwa
Jika semua yang kita kehendaki selalu dituruti dan selalu kita miliki, darimana kita belajar ikhlas. Jika semua yang kita impikan segera terwujud, darimana kita belajar sabar. Jika setiap doa kita terus dikabulkan, bagaimana kita dapat belajar ikhtiar.
Seorang yang dekat dengan Allah, bukan berarti tidak ada ujian, kesulitan, dan kesedihan. Seorang yang taat pada jalan-Nya, bukan berarti tidak ada kekurangan. Seorang yang tekun beribadah dan berdo’a, bukan berarti tidak ada masa-masa kesulitan.
Biarlah Allah Sang Penyelenggara Hidup yang berdaulat sepenuhnya atas hidup kita, karena hanya Dia-lah yang tahu waktu dan kondisi yang tepat untuk memberikan yang terbaik untuk kita.
"Semoga kita dan seluruh keluarga kita selalu bertakwa kepada Allah, selalu sabar dan ikhlas, selalu mendapat ridho dari Allah Swt. Amin....!!!"
Demikian tausiyah pagi Ust Keman Almaarif. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Advertisement