Diyakini Bikin Awet Muda, Warga Desa Doko Kediri Berebut Badeg
Masyarakat Desa Doko, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri menggelar kegiatan ritual bersih desa dan ziarah di punden Prabu Anom. Ini merupakan ritual tahunan yang diselenggarakan pada saat memasuki bulan Suro dan diperkirakan sudah menjadi tradisi sejak ratusan tahun silam.
Prosesi ritual diawali dengan kirab berjalan kaki menuju punden Prabu Anom. Sesampainya di punden, kemudian dilanjutkan dengan ritual ziarah. Satu persatu secara bergiliran nampak sejumlah orang yang mengikuti kegiatan ritual tersebut berdoa di dalam punden. Tidak sembarang orang atau masyarakat umum diizinkan untuk masuk untuk berziarah.
Setelah ritual ziarah selesai, penyelenggara kemudian membagikan botol berukuran kecil dan kantong plastik yang sudah dikemas. Dalamnya berisi minuman badeg (fermentasi tape ) yang kemudian dibagikan kepada warga yang sudah lama menunggu di pinggir punden. Warga meyakini, konon jika mengkonsumi minuman tersebut bisa awet muda.
"Ini juga mengambil air kembang buat diminum, biar awet muda. Setiap tahun saya selalu ikut. Minuman ini juga buat saudara saya yang ada di rumah " terang Rini warga Desa Doko, Selasa 17 September 2019.
Prabu Anom merupakan salah satu tokoh atau sesepuh yang membabad hutan belantara untuk dijadikan sebuah desa. Selain Prabu Anom, di dalam pusara punden juga terdapat makam dua tokoh lainya yakni Ki Ageng Doko dan Ki Ageng Doho.
"Ingkang utami meniko Gusti Pangeran Prabu Anom, sebelah nipun meniko Ki Ageng Doko, ingkang sisi kilen Ki Ageng Doho," terang Mulyadi sesepuh sekaligus salah salah satu pelaksana kegiatan.
Mulyadi menjelaskan jika tadi ada sejumlah warga yang meminta minuman badeg (fermentasi sari tape), hal itu dimaksudkan hanya sekedar untuk menghangatkan badan, karena cuaca dingin saat ini.
Selain meminta minuman yang sudah dibacakan doa di area punden, warga juga berebut gunungan berupa sayuran dan buah. Tidak hanya gunungan, sejumlah masakan tradisional pun sudah disiapkan oleh panitia penyelenggara. Namun karena antusiasme warga sangat banyak, mereka kemudian saling berebut.
"Ini merupakan wujud syukur kami, atas semua yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa," ungkap Mulyadi.