Berharap Tak Terpakai, Sleman Siapkan Makam Covid-19 7 Hektare
Kurangnya edukasi tentang penularan covid-19 menyebabkan Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyiapkan lahan seluas 7 hektare untuk areal pemakaman pasien covid-19. Pemkab berharap lahan tak perlu dipakai. Melalui penggalakan edukasi dengan kecamatan dan desa, Pemkab berharap tak ada warga yang menolak jenazah pasien covid-19.
"Penyiapan lokasi pemakaman ini diperlukan untuk mengantisipasi apabila terjadi penolakan warga tempat pasien semula bermukim saat pemakaman akan dilangsungkan," kata Penjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman Harda Kiswaya di Sleman, Sabtu 4 April 2020.
"Semoga tidak perlu digunakan. Pemkab Sleman bersama dengan kecamatan dan desa bahu membahu mengedukasi masyarakat," katanya.
Adalah Taman Pemakaman Umum (TPU) Madurejo, dengan luas sekitar 7 hektare berada jauh dari pemukiman penduduk.
Selain tanah pemakaman, Pemkab juga memberikan bimbingan teknis pada petugas pemakaman, mengenai pemakaman jenazah penderita penyakit infeksi menular.
"Proses penanganan jenazah positif maupun terduga corona harus sesuai dengan prosedur atau protokol pemulasaraan jenazah covid-19 yang berlaku," kata Harda.
Misalnya, jenazah harus dibungkus menggunakan plastik yang tidak tembus air kemudian dimasukkan ke dalam kantong mayat sebelum masuk ke dalam peti kayu.
"Proses penyemayaman dan pemakaman jenazah dilakukan maksimal empat jam setelah dinyatakan meninggal," katanya.
Selain itu, petugas pemakaman juga harus mengenakan alat pelindung diri.
Prosedur itu menurutnya sesuai dengan protokol kesehatan, sehingga warga tak perlu khawatir tertular jika ada jenazah pasien covid-19 yang dimakamkan di tempat pemakaman umum, dilansir dari Antaranews.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo menambahkan, pengurusan jenazah pasien covid-19 berbeda dengan jenazah pasien terinfeksi virus Anthrax. Pada yang kedua, dinding makam harus dilapisi semen untuk mencegah berbiaknya anthrax di tan dan rerumputan.
"Kalau pasien covid-19 begitu pasien meninggal, virus juga mati,” katanya.
Advertisement