Berharap Tak Ada Bledek di Kampung Bebek (1)
Keberhasilan Sulaiman menciptakan telur asin rasa ikan salmon hingga rasa udang itu sejatinya adalah awal dari pemecahan masalah. Apa itu? Untuk mengatasi telur bebek yang rawan bentes alias pecah saat pengiriman telur mentah ke pasar-pasar.
Umumnya telur asin dibikin dari telur bebek. Umumnya pula telur asin hanya berasa asin. Tapi cobalah melancong ke Kampung Bebek di Desa Kebonsari, Candi, Sidoarjo. Di sana, telur asin bisa ditemui menjadi aneka rasa. Rasa ikan salmon, rasa telur kepiting, rasa udang, hingga rasa bawang. Pamor telur asin yang berbeda ini menjadikan omzet jualnya membubung tinggi ke langit.
_________________
Kabar hoax pasti! Bukan! Justru ini adalah kabar sebenar-benarnya kabar. Telur asin cukup fenomenal ini adalah buah buah kreasi Sulaiman. Dia, lelaki ini, perawakan tinggi kurus. Usianya menginjak 60 tahun. Suaranya kecil melengking. diselipi tutur bahasa Jawa Timur-an yang sederhana dan khas.
Kelihatannya Sulaiman jarang tertawa, sehingga kesannya nampak sebagai lelaki yang dingin. Tapi jangan salah, cobalah langsung ajak bicara soal bebek dan telur asin kreasinya, berapa juga jumlah pesanan telur asin yang harus segera di-packing, maka anggapan Sulaiman sebagai lelaki yang dingin itu seketika akan sirna. Pasti, sembari menyiapkan telur-telur asin berbagai pesanan dari berbagai wilayah, Sulaiman akan nyerocos dengan keramahan yang luar biasa.
Dengan enteng pula Sulaiman akan bercerita banyak soal bebek dan telur asin berikut kampungnya yang dijadikan desa wisata sekaligus sentra penghasil telur bebek yang tiada duanya di Jawa Timur.
Seperti siang itu misalnya, ngopibareng.id mendapati seorang perempuan Arab, Sakiena Shahab namanya, dari Pekalongan datang berkunjung untuk mendengar cerita bebek dan telur asin aneka rasa yang digelutinya tak kurang dari 25 tahun terakhir itu.
Sambil sibuk menata telur-telur asin yang dibungkus aluminum foil warna perak dan keemasan pesanan Sakiena Shahab untuk buah tangan para koleganya, Sulaiman lantas bercerita: bahwa gagasan membuat telur asin aneka rasa itu sebenarnya hasil nembak dari Brebes, Jawa Tengah.
Saat itu, katanya, di sana ada telur asin bakar. Meski belum pernah bertandang ke Brebes dan hanya dengan bekal kabar angin, Sulaiman pun segera mencoba bereksperimen. Ternyata tidak sulit, hanya dengan menaruh telur asin ke dalam oven di suhu tertentu lalu, menungguinya beberapa jam, maka jadilah telur bebek yang sudah diperam asin itu menjadi telur bakar.
Keberhasilan eksperimen itu ternyata membawa dampak terhadap omzet penjualan telur asin yang memang sudah sejak lama digeluti Sulaiman. Pasalnya, orang Jawa Timur, umumnya hanya mengenal telur asin yang nyel berasa asin. Atau, telur asin yang original. Maka setelah ada yang model telur asin bakar, omzet jualannya pun melonjak hingga berates persen.
Keberhasilan eksperimen ini sesungguhnya adalah awal dari pemecahan masalah yang dihadapi Sulaiman terhadap produksi telur bebeknya. Telur yang selama ini sebagian besar dijual mentah ke pasar-pasar acap kali bentes alias pecah saat pengiriman.
Karena bentes di pengiriman kerugian jelas ada di pihak Sulaiman. Besarnya jumlah telur yang dianggap cacat jual ini mau tak mau memusingkan Sulaiman dan 37 kelompok peternak bebek lain di Desa Kebonsari. Sudah pasti jumlah keuntungan akan terkoreksi lumayan besar, padahal keuntungan yang didapat sesungguhnya sudah cukup tipis. (idi/bersambung)
Advertisement