Berhalangan pada Malam Lailatul Qadar, Ini Solusi bagi Muslimah
Perbedaan perempuan ada soal kewajiban dalam menjalankan ibadah. Seperti dalam melaksanakan ibadah bulan Ramadan, Muslimah tak bisa menuntaskan berpuasa sebulan penuh karena masalah haid atau menstruasi. Selain itu, juga bisa berhalangan karena persoalan lainnya, sebagai bagian dari kewajiban Muslimah terhadap suaminya.
Mereka pun berhalangan untuk menunaikan amalan-amalan sunah yang berkaitan dengan malam Lailatul Qadar. Bagaimana semestinya agar kaum Muslimah itu bisa meraih pahala yang serupa dengan kaum Muslimin dalam meraih keberkahan Lailatul Qadar atau Malam Seribu Bulan?
Berikut penjelasan Ust Ma'ruf Khozin, Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Ulum Suramadu, Bangkalan:
Semua pastinya menginginkan meraih Lailatul Qadar dengan ibadah. Namun banyak yang memiliki uzur, khususnya ibu-ibu. Sebenarnya juga banyak dari laki-laki, seperti yang bertugas menjadi sekuriti, mudik, bekerja malam hari dan sebagainya.
Nabi shalallahu alaihi wasallam (SAW) memberi keringanan kepada orang-orang yang punya uzur, andai tidak ada uzur mereka akan beribadah, maka mereka tetap dicatat mendapat keutamaan ibadah tersebut:
«ﺇﺫا ﻣﺮﺽ اﻟﻌﺒﺪ، ﺃﻭ ﺳﺎﻓﺮ، ﻛﺘﺐ ﻟﻪ ﻣﺜﻞ ﻣﺎ ﻛﺎﻥ ﻳﻌﻤﻞ ﻣﻘﻴﻤﺎ ﺻﺤﻴﺤﺎ»
Jika seseorang sakit atau bepergian maka ia dicatat seperti seseorang yang beramal dalam keadaan berdomisili dan sehat (HR Al-Bukhari)
Ibadah yang dilakukan di malam Lailatul Qadar juga tidak harus shalat atau di masjid, sebagaimana disampaikan oleh Sahabat:
وَأَخْرَجَ عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ عَنْ أَنَسٍ قَالَ : الْعَمَلُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَالصَّدَقَةُ وَالصَّلاَةُ وَالزَّكَاةُ أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Anas berkata: “Amal ibadah di malam Lailatul Qadar, sedekah, shalat dan zakat adalah lebih utama daripada 1000 bulan” (al-Hafidz as-Suyuthi dalam ad-Durr al-Mantsur 10/303)
Pada sesi tanya jawab ada seorang ibu yang bertanya: "Bagaimana jika suami sudah minta dan saya penuhi, terus giliran malam Lailatul Qadar minta lagi, apa boleh saya menolak permintaan suami?"
Ini pertanyaan yang sulit dipahami oleh orang yang belum menikah. Sebab objek permintaan tidak disebutkan. Anehnya ibu-ibu Jemaah tertawa semua. Saya mewakili bapak-bapak tentu menyarankan agar tidak ditolak, kasihan suaminya. Bisa "Linglung" mendadak. Saya jelaskan bahwa berhubungan suami-istri adalah berpahala, seperti dalam hadis:
قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَأْتِى أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُونُ لَهُ فِيهَا أَجْرٌ قَالَ « أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِى حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ فِيهَا وِزْرٌ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِى الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ »
Sahabat menanyakan apakah jika kami menyalurkan syahwatnya berpahala?” Nabi: “Jika berzina mendapatkan dosa maka berhubungan secara halal mendapatkan pahala” (HR Muslim)
Demikian tausiyah Ust Ma'ruf Khozin, Ketua Komisi Fatwa MUI Jawa Timur.
Doa Puasa Ramadhan
اَللَّهُمَّ وَفِّرْ فِيْهِ حَظِّيْ مِنْ بَرَكَاتِهِ وَ سَهِّلْ سَبِيْلِيْ إِلَى خَيْرَاتِهِ وَ لاَ تَحْرِمْنِيْ قَبُوْلَ حَسَنَاتِهِ يَا هَادِيًا إِلَى الْحَقِّ الْمُبِيْنِ
Lafadz:
Allâhumma waffir hadzdzî min barakâtihi wa sahhil sabîlî ilâ khayrâtihi walâ tahrimnî qabûla hasanâtihi yâ hâdiyan ilal haqqil mubîn
Artinya :
“Ya Allah, jadikanlah aku di bulan ini lebih bisa menikmati berkat-berkat-Mu dan mudahkanlah jalan-ku untuk mendapat kebaikan-kebaikannya. Jangan Engkau haramkan aku untuk menerima kebaikan-kebaikannya. Wahai Pemberi Petunjuk kepada jalan yang terang.
Fadilah Shalat Tarawih
وفى ليلة العشرين يعطى ثواب الشهداء والصالحين
Dan pada malam keduapuluh, diberi pahala syuhada' dan shalihin
*) Disadur dari Kitab Durratun Nashihin, karya Syaikh Usman bin Hasan bin Ahmad, ulama' besar bermadzhab Hanafi, halaman 18.
Dzikir Harian
اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ، وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ.
أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
Sayyidul Istighfar
اللّٰهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لآ إِلٰهَ إِِلآّ أَنْتَ ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَ أَبُوْءُ بِذنْبِي، فَاغْفِرْلِيْ ، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إلاَّ أَنْتَ
Artinya:
“Ya Allah, Engkaulah Tuhanku. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkau sudah menciptakanku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku akan berusaha selalu taat kepada-Mu, sekuat tenagaku Yaa Allah. Aku berlindung kepada-Mu, dari keburukan yang kuperbuat. Kuakui segala nikmat yang Engkau berikan padaku, dan kuakui pula keburukan-keburukan dan dosa-dosaku. Maka ampunilah aku ya Allah. Sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau.”
Shalawat Fatih
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ، الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ، وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ .
Semoga hari ini lebih baik dari hari sebelumnya
زيني الياس