Berhajilah dengan Damai dan Tenang, Tanpa Slogan-slogan Politik
Presiden Dewan untuk Urusan Dua Masjid Suci (Masjidil Haram dan Masjid Nabawi), Syeikh Abdul Rahman As-Sudais, menyerukan kepada jamaah haji untuk menjauhi segala tindakan atau perbuatan yang mengarah pada politisasi ibadah haji yang suci.
Pada pertemuan dengan sejumlah wartawan dari beberapa negara yang diundang oleh pemerintah Kerajaan Arab Saudi guna meliput persiapan haji di Tanah Suci di kantornya di Mekkah, Syeikh As-Sudais mengatakan Arab Saudi adalah simbol dari kehidupan yang damai dan moderat.
"Anda harus melakukan Ibadah Haji dengan damai, tenang dan nyaman serta jauh dari slogan-slogan politik dan perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur Islam," katanya kepada para delegasi media.
Dia menambahkan bahwa Islam menentang segala bentuk ekstremisme, terorisme dan perilaku yang menghancurkan, serta menyeru para peziarah untuk menghabiskan waktu mereka dengan saling mengenal dan bekerja sama demi kebaikan dan kesejahteraan semua orang.
“Haji bukanlah platform untuk politik atau sektarianisme, tetapi untuk persatuan di antara umat Islam,” tegasnya. Ia menambahkan bahwa guna mencapai hal tersebut Arab Saudi mempromosikan sikap moderat dan kehidupan yang damai.
Menurut Syeikh As-Sudais, Arab Saudi memiliki hak berdaulat untuk mengelola Haramain Asy-Syarifain atau Dua Masjid Suci.
Raja Salman sebagai Penjaga Dua Masjid Suci selalu memberikan arahan yang jelas dalam melayani para tamu Allah subhanahu wa ta’ala sepanjang waktu guna mencari berkah-Nya, tambahnya.
"Pemerintah Penjaga Dua Masjid Suci akan senantiasa melayani jamaah haji dan umrah karena kami menganggap pelayanan bagi para tamu Allah yang mencari pamrih hanya dari Allah adalah tugas kami,” ujar Syeikh As-Sudais.
Lebih lanjut Syeikh As-Sudais mengatakan Dewan Kepresidenan Dua Masjid Suci telah menetapkan rencana layanan komprehensif bagi jamaah haji.
“Tujuan utama dari rencana ini adalah meningkatkan pelayanan yang diberikan kepada tamu Allah subhanahu wa ta’ala di Harramain Sharifain,” jelasnya.
Salah satu pelayanan yang direncanakan tersebut adalah khotbah Arafah yang akan disampaikan pada saat wukuf – prosesi inti dari seluruh ritual haji – dari Masjid Namirah, diterjemahkan ke dalam enam bahasa dengan tambahan bahasa isyarat.
Penerjemahan juga direncanakan untuk khotbah dari Masjidil Haram. Hal tersebut diharapkan memudahkan jamaah haji untuk memahami ceramah yang disampaikan dalam Bahasa Arab.
Lebih lanjut Syeikh As-Sudais menekankan bahwa media massa telah mendapatkan kepercayaan publik dalam menyebarkan kabar kepada dunia tentang kebenaran Islam sekaligus mengoreksi penafsiran yang salah tentang Islam.
Menjelang pelaksanaan haji yang akan dimulai pada 9-13 Dzhulhijjah 1440 Hijriah yang jatuh pada 10-14 Agustus 2019 pemerintah Arab Saudi mengundang sejumlah wartawan dari beberapa negara, di antaranya Indonesia, Malaysia dan Pakistan serta beberapa negara Afrika untuk meliput persiapan pemerintah kerajaan dalam melayani para jamaah dari seluruh dunia yang hendak menunaikan rukun Islam kelima tersebut. (an/ar)