Bergaya dengan Masker
Bermasker tidak harus dengan tegang. Justru sebaliknya, harus terlihat happy-happy serta menyenangkan.
Perancang busana Nigeria Sefiya Diejomaoh suka mengenakan pakaian yang terang dan berani untuk menyesuaikan kepribadiannya. Dia percaya pandemi global seharusnya tidak menghalangi selera gayanya.
Berbagai masker yang ia kenakan, yang telah menjadi pakaian wajib saat Nigeria mencoba menghentikan penyebaran virus corona baru, adalah inti dari ensembelnya. Berwarna emas dan dihiasi dengan perhiasan diamante berkilau, itu cocok dengan gaun panjangnya.
"Ketika kamu keluar dengan masker penuh gaya atau dengan aksesori seperti ini, sepertinya kita tidak sedang berperang. Tampaknya lebih menyenangkan," kata Diejomaoh kepada Reuters.
Banyak negara Afrika telah mewajibkan mengenakan masker di tempat umum untuk mencegah penyebaran penyakit pernapasan COVID-19 yang terkadang fatal.
Para pecinta mode di kota-kota terbesar di benua itu menggabungkan gaya dan keamanan dengan mengenakan masker warna-warni, yang dipadukan dengan pakaian mereka.
Dorongan untuk membuat masker penuh gaya telah lepas landas di bagian lain dunia. Di tempat-tempat seperti Lebanon, bisnis telah beralih dari produksi furnitur dan pakaian menjadi masker yang mencolok.
Di Afrika, tren ini membuktikan keuntungan bagi penjahit dan desainer lokal yang membuat masker.
Perancang busana Sophie Zinga, yang berbasis di ibukota Senegal, Dakar, mengatakan dia memutuskan untuk membuat masker dari kapas organik setelah menyadari bahwa beberapa bentuk tindakan pakaian pelindung bisa tetap diperlukan untuk dua tahun ke depan. (ant/rtr)