Bergaul dengan Kaum Radikal ? Ini Pesan Syekh Wahbi Sulaiman
Para santri dan keluarga mahasiswa Indonesia di Suriah diharapkan tetap menjaga nilai-nilai Islam yang selama ini dianutnya. Jangan sampai nilai-nilai Islam yang rahmatan lil 'alamin, yang mengedepankan toleransi dan moderat itu, tergantikan dengan paham-paham radikal yang justru mencoreng citra Islam sebagai agama yang damai.
Ulama Suriah Syekh Muhammad Wahbi Sulaiman mengungkapkan hal itu, saat bersilaturahim ke kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim, Kamis, 27 September 2018. Diterima di ruang rapat kantor PWNU Jatim, Syekh Muhammad ditemui Ketua PWNU Kiai Marzuki Mustamar, KH Abdurrahman Navis dan KH Idris Hamid dari Pasuruan.
Mantan Direktur Aswaja NU Center Jawa Timur, Kiai Abdurrahman Navis mengungkapkan dari beberapa mahasiswa di Suriah hendaknya menghindari orang-orang yang masuk dalam garis keras atau Islam yang berpaham radikal.
“Ya, seperti Islamic State Of Iraq And Syria (ISIS) organisasi yang merusak Islam, dan menganggap Islam adalah perusak,” kata KH Abdurrahman Navis.
Karena, pada umunya radikalisme merupakan suatu paham, ideologi yang menginginkan suatu perubahan pada sistem sosial dan politik dengan menggunakan cara yang tidak lazim seperti kekerasan.
Dengan begitu, lebih lanjut ia menuturkan,kaum Muslimin di Indonesia, sudah berfikiran yang berwasathiyah atau yang tengah.
“Tujuan kedatangannya ini, untuk bertemu dengan umat Islam. Syekh Muhammad berkunjung untuk melihat perkembangan Islam dan Lembaga Islam NU di Indonesia,” tutur Kiai Navis.
Ia juga memaparkan, makna dari Islam Nusantara tidak lain menggunakan dan mengikuti paham Ahlussunnah Waljamaah (ASWAJA) yakni paham washatiyah (moderat). Maka dari itu, jangan sampai tercampur paham radikal. Karena dapat merusak Islam atau negara.
“Ya, seperti Islamic State Of Iraq And Syria (ISIS) organisasi yang merusak Islam, dan menganggap Islam adalah perusak,” katanya saat itu. (adi)