Bergabung dengan Pemberontak, Taktik Pemerintah Bayangan Myanmar
Pemerintah bayangan di Myanmar yang berusaha membalikkan kudeta 1 Februari bergabung dengan kelompok pemberontak untuk "menghancurkan" kekuasaan militer, katanya.
Pemberontak Front Nasional Chin menandatangani perjanjian untuk "menghancurkan kediktatoran dan untuk menerapkan sistem demokrasi federal" di Myanmar. Demikian menurut pernyataan Pemerintah Persatuan Nasional (NUG), Sabtu 29 Mei 2021.
Mereka berjanji "saling mengakui" dan "bermitra secara setara", tambah pernyataan itu, tanpa memberikan rincian lebih lanjut. Seorang juru bicara CNF tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar, seperti dilansir dari Al Jazeera.
Kelompok - yang mewakili minoritas Chin yang sebagian besar beragama Kristen di Myanmar barat - menandatangani gencatan senjata dengan militer negara, yang juga dikenal sebagai Tatmadaw, pada tahun 2015.
Proses Perdamaian Myanmar
Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah pejuangnya menyusut.
"CNF tidak memiliki kekuatan militer yang nyata, jadi langkah ini adalah simbol," ungkap Richard Horsey, penasihat senior Myanmar untuk International Crisis Group, kepada kantor berita AFP.
"Tapi [itu] penting karena CNF telah cukup menonjol dalam proses perdamaian, karena para pemimpin politiknya yang dihormati di pengasingan."
Beberapa kelompok pemberontak bersenjata Myanmar mengutuk kudeta militer dan penggunaan kekerasan terhadap warga sipil tak bersenjata.
Beberapa juga menyediakan tempat berlindung dan bahkan pelatihan bagi para pembangkang yang melarikan diri ke wilayah mereka.
Advertisement