Berebut Yenny Wahid
Dua kubu Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tengah memperebutkan dukungan keluarga presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Setelah Jokowi menemui istri Gus Dur, Sinta Nuriyah pada Jumat 7 September 2018, giliran Bakal Cawapres Sandiaga Uno berkunjung ke kediaman Gus Dur pada Senin 10 September 2019.
Terakhir, Bakal Capres yang diusung Gerindra, PKS, PAN dan Demokrat, Prabowo Subianto hari ini, Kamis 13 September 2018 rencananya juga mengunjungi kediaman Gus Dur. Kedatangan mereka secara simbolis tentu ingin mengajak keluarga Gus Dur bergabung.
Bahkan, saat berada di kediaman Gus Dur, Sandi secara terbuka mengajak putri Gus Dur, Yenny Wahid, bergabung dalam tim pemenangan. Sandi bahkan sampai mencium tangan Sinta Nuriyah hingga tiga kali.
Kedua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria mengatakan pihaknya akan merasa senang jika Yenny Wahid masuk dalam tim pemenangan Prabowo-Sandi. "Kita tahu, Mbak Yenny tokoh wanita nasional yang punya kecerdasan, kompetensi, integeritas dan jaringan yang luas. Ya mudah-mudahan Mbak Yenny bisa bergabung memperkuat barisan Prabowo-Sandi," ujar Riza.
Bagi Prabowo-Sandi, dukungan Yenny dan Gusdurian sangat diperlukan untuk menguatkan basis pemilih Islam. Untuk memenangkan pilpres, Prabowo-Sandi memerlukan banyak dukungan termasuk dukungan basis seperti Nahdlatul Ulama dan Gusdurian.
Kedekatan Prabowo dengan keluarga Gus Dur sebenarnya bisa dilihat dari aktivitas suami Yenny Wahid, Dhohir Farisi yang saat ini menjadi salah satu ketua di DPP Partai Gerindra. Sayangnya, aktivitas Dhohir di Gerindra tidak begitu mencolok. Saat pilgub Jawa Timur, Prabowo juga sempat berusaha menarik Yenny agar bersedia menjadi calon gubernur.
Upaya menarik Yenny Wahid juga dilakukan kubu Jokowi. Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto bahkan berani memastikan, Yenny akan mendukung Jokowi-Ma'ruf dalam pemilihan presiden 2019 mendatang. Selama ini, Jokowi, diklaim Hasto memiliki kedekatan dengan keluarga Gus Dur.
"Pak Jokowi kan sudah berdialog dengan keluarga besar Gus Dur bahkan juga dengan Gusdurian," ujar Hasto. Jokowi, juga telah menyerap pemikiran Gus Dur dalam menajalankan roda pemerintahan.
Saat ini, Hasto tidak menampik jika Yenny juga sedang didekati kubu Prabowo-Sandi. Apapun keputusan Yenny, tetap akan dihormati.
Sejauh ini, kubu Jokowi terkendala permusuhan yang belum reda antara Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dengan Yenny Wahid. Konflik Cak Imin dengan keluarga Gus Dur bermula dari pecahnya PKB, yaitu PKB kubu Gus Dur dengan kubu Muhaimin. Kasus ini lalu menggelinding ke meja pengadilan hingga PKB versi Muhaimin yang diakui.
Terkait hal ini, Sekjen PKB Abdul Kadir Karding buka suara. Dia membantah anggapan bahwa salah satu penghalang Yenny bergabung ke timses Jokowi karena hubungannya yang buruk dengan Cak Imin. "Enggak ada hubungannya Cak Imin sama Mbak Yenny. Ini urusannya sama Pak Jokowi, enggak ada masalah," tuturnya.
Yang pasti, Karding tak risau jika nantinya Yenny lebih memilih Prabowo dan akan merusak basis suara NU yang sejauh ini lebih condong ke Jokowi.
"Suara NU kan besar, pecah sedikit enggak apa-apalah. Memang itu sulit untuk di 100 persen NU sulit. Tapi sebagian besar atau orang-orang NU itu seluruhnya ada di Kiai Ma'ruf," kata dia.
Sejauh ini, Yenny melalui akun instagramnya belum menentukan pilihan. Dia hanya mengapresiasi, dari dua silaturahmi yang dilakukan kubu Jokowi maupun Prabowo ke rumahnya, diketahui jika mereka berkomitmen tidak menggunakan isu SARA sebagai alat mendulang suara.
Secara khusus, Yenny berharap meski kelak berbeda pilihan politik, namun jangan sampai memecah belah persahabatan. "Peristiwa politik terjadi setiap lima tahun sekali, namun bagi kami, persahabatan layaknya bisa terjalin lebih lama lagi," kata Yenny.
Apakah Yenny kemudian akan tertarik dipinang salah satu bakal calon ? kita tunggu saja. (man)
Advertisement