Berdzikir Terasa Berat? Ini Pesan Syekh Abu Hasan Asy-Syadzili
Dalam situasi serba mengkhawatirkan saat ini, banyak orang mudah merasa cemas. Sebagai orang beriman, umat Islam dan kaum mukmin, dianjurkan untuk senantiasa mengingat kepada Allah Subhanahu wa ta'ala (Swt). Dengan jalan berdzikir dan mendaraskan Nama-nama Baik Sang Khaliq (Asmaul Husna).
Tapi, tak setiap orang mampu melakukan hal itu. Untuk itu, berikut adalah pesan-pesan kebaikan untuk memudahkan kita berdzikir dan mengingat Allah setiap waktu.
“Manakala dzikir terasa berat di lisanmu, sementara pintu kontemplasi tertutup, ketahuilah bahwa hal itu semata-mata karena dosa-dosamu atau kemunafikan dalam hatimu. Tak ada jalan bagimu, kecuali bertaubat, memperbaiki diri, hanya menggantungkan diri kepada Allah swt dan ikhlas beragama.”
“Ketuklah pintu dzikir dengan hasrat dan sikap sangat membutuhkan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala (Swt) melalui kontemplasi, menjauhkan diri segala hal selain Allah Swt. Lakukanlah dengan menjaga rahasia batin, agar jauh dari bisikan nafsu dalam seluruh nafas dan jiwa, sehingga kalian memiliki kekayaan rohani. Tuntaskan lisanmu dengan berdzikir, hatimu untuk tafakur dan tubuhmu untuk menuruti perintah-Nya. Dengan demikian kalian bisa tergolong orang-orang saleh.”
Demikian pesan Syekh Abu Hasan Asy-Syadzili RA dalam kitab Durrat Al-Asrar wa Tuhfat Al-Abrar karya Syaikh Muhammad Ibn Abi Qasim Al-Humairi.
Catatan Redaksi:
Imam Abu Hasan Ali Asy-Syadzili RA,1196 - 1258 M, pendiri Tarekat Syadziliyah yang merupakan salah satu tarekat sufi terkemuka di dunia. Muridnya Syekh Shiddiq al-Qutb al-Ghauts Abi Muhammad Abdus Salam bin Masyisy al-Syarif al-Hasani al-Qutb al-Akbar Maghrib. Ia dipercayai oleh para pengikutnya sebagai salah seorang keturunan Nabi Muhammad SAW. Berikut ini nasab Abu Hasan Asy-Syadzili: Abul Hasan, bin Abdullah Abdul Jabbar, bin Tamim, bin Hurmuz, bin Hatim, bin Qushay, bin Yusuf, bin Yusya', bin Ward, bin Baththal, bin Ahmad, bin Muhammad, bin Isa, bin Muhammad, bin Hasan, bin Ali bin Abi Thalib suami Fatimah binti Rasulullah SAW.
Pengikut Tarekat as-Syadziliyah, tersebar di berbagai Negara, seperti Mesir, Tunis, Libya, Sudan, Indonesia dan lain sebagainya. Adapun sanad Tarekat as-Syadziliyah tersambung sampai Rasulullah Saw.
Syekh Abu Hasan as-Syadzili, tidak meninggalkan sebuah berbentuk kitab dalam bidang tasawuf. Namun, beliau meninggalkan hal besar yg berbentuk laku (Tarekat Syadziliyah) dan Hizb (Hizb An-Nashr, Hizb Bahr, Hizb Barr, Hizb Andarun Hizb tawasul dan lainnya).
Semua yang dilakukan Syekh Abu Hasan adalah semata-mata untuk kemaslahatan dunia dan akhirat bagi umat Islam.
Wallahu a'lam bisshawab.
Advertisement