Berdoa Karena Sedang Menderita? Begini Pemahaman yang Tepat
Orang-orang yang berdoa adalah orang lemah. "Ini justru melemahkan revolusi," teriak seorang pemuda progresif. "Tunjukkan bahwa pemuda adalah kuat! Jangan cengeng", tambah seorang pemuda itu.
Tapi, benarkah demikian adanya? Memang, orang-orang berdoa adalah orang yang lemah, dan mengaku lemah di hadapan Allah Subhanahu wa-ta'ala (Swt). Lemah di hadapan Tuhannya.
Untuk memahami masalah ini, KH Husein Muhammad, kiai yang aktivis ini, menyampaikan pesan singkat tapi sungguh memberikan manfaat bagi kita. Berikut ulasannya.
Berdoa dan Bertaubat
Aku membaca ayat Al-Quran ini :
وَإِذَا مَسَّ الْإِنْسَانَ الضُّرُّ دَعَانَا لِجَنْبِهِ أَوْ قَاعِدًا أَوْ قَائِمًا فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُ ضُرَّهُ مَرَّ كَأَنْ لَمْ يَدْعُنَا إِلَىٰ ضُرٍّ مَسَّهُ ۚ كَذَٰلِكَ زُيِّنَ لِلْمُسْرِفِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Apabila manusia mengalami penderitaan dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan derita itu, dia (kembali) menempuh jalan sesat seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) derita yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan".
Ayat lain yang senada menyebutkan :
وَإِذَا مَسَّ النَّاسَ ضُرٌّ دَعَوْا رَبَّهُمْ مُنِيبِينَ إِلَيْهِ ثُمَّ إِذَا أَذَاقَهُمْ مِنْهُ رَحْمَةً إِذَا فَرِيقٌ مِنْهُمْ بِرَبِّهِمْ يُشْرِكُونَ
"Dan apabila manusia mengalami penderitaan mereka memohon kepadaTuhannya seraya bertaubat kepada-Nya. Kemudian apabila Tuhan menimpakan kepada mereka sedikit saja rahmat-Nya, tiba-tiba sebagian dari mereka mempersekutukan Tuhannya".
Seorang teman bertanya :ۢ "Apakah itu berarti bahwa orang-orang yang sedang berdoa itu adalah orang-orang yang sedang menderita dan susah?".
Aku hanya tersenyum mendengar pertanyaan ini.
Demikian renungan singkat KH Husein Muhammad (24.06.21/HM).
Kilasan Pikiran Seorang Lansia
Kiranya kita pun perlu mendengar pesan-pesan soal usia, terkait pemahaman agama. Berikut "Kilasan Pikiran Seorang Lansia", catatan A. Fuad Effendy dari Rumah Maiyah Al-Qur'an dan Bahasa Arab AL-MANHAL Malang:
Orang berakal yang yang dibimbing pemahaman agamanya oleh Allah setelah usia tuanya, adalah orang yang semakin tua semakin sadar bahwa dia memerlukan amal yang mendekatkannya kepada Allah.
Oleh Karena itu tidak ada keinginan dalam dirinya untuk berseteru, bertengkar, berfikir untuk membalas dendam, atau menyibukkan diri dengan membalas ini dan itu.
Sadar bahwa yang paling dia perlukan adalah muhasabah diri dan memperbaiki kesalahan-kesalahannya.
Yang dia cari hanyalah ketaatan kepada Tuhannya, kesehatan yang baik, hubungan-hubungan yang menenteramkan, jauh dari provokasi dan polemik.
Dia berusaha menjaga yang tersisa dari silaturahmi yang semakin melebar jaraknya dan memelihara kasih persahabatan yang mulai merenggang ikatannya.
Dia memandang manusia sebagai orang2 yang berhati putih, berniat tulus, bertemu dengan mereka dari waktu ke waktu dengan rasa tenteram yang indah. Mereka mengenal arti cinta dan permaafan, menghargai persaudaraan yang dihormati oleh syariat.
Sungguh, sebesar-besar cita-cita dari orang-orang yang berakal, yang takut kepada Allah, yang khawatir dengan gonjang-ganjing zaman, adalah memperoleh kehidupan yang tenteram di sisa usia, jauh dari lumpur perseteruan dan kedengkian.
Sungguh alangkah singkatnya hidup, dan alangkah cepatnya berlalu. Setelah sampai pada usia ini, saya meyakini bahwa saling melupakan kesalahan dan saling memaafkan adalah dasar kebahagiaan
Ya Allah bimbinglah kami kepada sebaik-baik akhlak karena tidak ada yang bisa membimbing kepadanya selain Engkau. Jauhkanlah kami dari akhlak yang buruk karena tidak ada yang bisa menjauhkannya selain Engkau.
Bimbinglah kami untuk melakukan taubat, menyelamatkan hati, dan membersihkan diri.
Semoga Allah menganugerahi kita hati yang bersih dan bertakwa.
Demikian semoga bermanfaat.
Advertisement