Berdoa di Makam, Bermohon Hanya Kepada Allah Ta'ala
Ada di antara kalangan yang salah paham terhadap tradisi di masyarakat soal berdoa di makam saat berziarah. Yakni anggapan berdoa sebagai perbuatan yang tak diajarkan dalam Islam.
Benarkah demikian? Ust Ma'ruf Khozin, Ketua Komisi Fatwa MUI Jawa Timur menyampaikan sejumlah penjelasan agar tidak terjadi salah paham.
Berdoa dan meminta hajat hanya kepada Allah. Memilih tempat di makam ulama karena memang ada dalil bahwa mereka di alam kubur masih bisa mendoakan. Itu berdasarkan hadis berikut:
عن أنس قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إن أعمالكم تعرض على أقاربكم وعشايركم من الأموات فإن كان خيرا استبشروا وإن كان غير ذلك قالوا اللهم لا تمتهم حتى تهديهم كما هديتنا. رواه أحمد
Hadis: “Sungguh amal kalian disampaikan kepada kerabat dan kawan yang telah mati. Jika amal baik, maka mereka bahagia. Jika bukan amal baik, maka mereka berkata: “Ya Allah jangan matikan mereka sebelum Engkau beri hidayah seperti kami” (HR Ahmad)
Hadis ini memang dinilai daif, akan tetapi ada jalur lain dalam riwayat Thabrani dan Ibnu Mubarak. Sehingga ulama ahli hadits dari Salafi juga berkesimpulan Sahih:
و بالجملة فالحديث صحيح كما قال السيوطي بهذه الشواهد و الله أعلم
Syekh Al-Albani: “Secara keseluru-han hadis ini adalah sahih dengan berbagai hadis penguatnya seperti dikatakan oleh As-Suyuthi” (Silsilah Sahihah, 6/127)
Bagi kalangan Salafi anggapan seperti ini adalah kesyirikan.
"Teman-teman santri Raudhatul Ulum Suramadu ini tetap santrinya KH Yahya Syabrawi, Ganjaran Gondanglegi Malang. Makanya siang ini saya ajak ke makam KH Syabrawi di Delpenang, Sampang Kota, di atas perbukitan di dekat Masjid Syuhada kawasan Jl. Imam Bonjol Sampang," tutur Ust Ma'ruf Khozin
Advertisement