Berdayakan Perempuan Kampung, Yenny Wahid: Tangkal Radikalisme
"Data yang kami dapatkan melihat hubungan langsung antara perempuan yang berdaya dan tingkat radikalisme. Makin berdaya seorang perempuan, makin kecil kemungkinan ia terpapar aksi radikalisme," kata putri Kiai Abdurrahman Wahid.
"Ketika masyarakat desa, terutama perempuan, dikuatkan, maka dampaknya langsung terasa secara massif." Demikian dikatakan Zannuba Arifah Chafsoh-Rahman (Yenny Zannuba Wahid), Direktur Wahid Foundation, Jakarta.
"Data yang kami dapatkan melihat hubungan langsung antara perempuan yang berdaya dan tingkat radikalisme. Makin berdaya seorang perempuan, makin kecil kemungkinan ia terpapar aksi radikalisme," kata putri Kiai Abdurrahman Wahid, Presiden ke-4 RI, dalam catatan ngopibareng.id.
Yenny Wahid peduli terhadap persoalan radikalisme dan ikhtiar menanggulanginya. Ia pun bergerak ketika Surabaya diteror kelompok radikal dengan membom tiga lokasi dekat gereja.
Yenny Wahid mempunya program yang kemudian diakui di forum internasional untuk menangkal gerakan radikalisme bagi kalangan perempuan, khususnya di pedesaan.
Program 'Kampung Damai' yang digagas Yenny Wahid dibahas hingga forum internasional. Yenny diminta PBB menjelaskan mengenai program tersebut hingga bisa menyasar masyarakat di akar rumput.
"Mereka tertarik dengan program Kampung Damai yang kami inisiasi di berbagai desa di pulau Jawa," kata Yenny.
Yenny Wahid, pernah menghadiri pertemuan tingkat tinggi United Nations Office of Counter Terrorism (UNOCT) di New York, 13 Maret 2018. UNOCT merupakan badan PBB yang bertugas menangkal terorisme.
PBB tertarik program Kampung Damai yang dianggap berperan dalam menanggulangi bahaya radikalisme dan terorisme di tingkat desa.
Program Kampung Damai memberi pelatihan dan penguatan ekonomi untuk para ibu di tingkat akar rumput. Selain itu ada pula pelatihan tentang perdamaian yang bisa mereka praktikan di komunitasnya masing-masing.
"Saya senang bahwa kami mendapatkan kesempatan untuk menjelaskan program ini karena ini berarti promosi untuk Indonesia," imbuh Yenny.
Yenny juga menghadiri Forum CSW (Comission on the Status of Women) di PBB. Menurut Yenny tahun ini fokusnya memang tentang penguatan perempuan di akar rumput.
"Tahun ini memang fokusnya adalah penguatan perempuan ditingkat akar rumput, seperti dijelaskan sekjen PBB, Antonio Guteres dalam pidato beliau. Beberapa perempuan dari berbagai daerah rural di dunia dihadirkan dan didengar ceritanya oleh seluruh delegasi dunia yang hadir," beber Yenny. (adi)