Berdasar Wahyu Sama Umat Islam Harus Bersatu, Rahasia Strategis
Rektor Kolej Universiti Islam Perlis (KUIPs) Muhammad Rozalimi Ramle mengungkapkan, dalam bahasa Melayu, kata persatuan berarti organisasi, sehingga dalam bahasa Melayu tajuknya berarti kesatuan umat. Ramle mengatakan bahwa umat islam berasas pada wahyu yang turun dari langit dan berada pada landasan yang sama.
Ia mengaku kali pertama menginjak bumi Yogyakarta. Berkesempatan bertemu Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah Fathurrahman Kamal, di Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta, belum lama ini.
“Ini pertama kalinya saya sampai di bumi Yogyakarta. Tapi Yogyakarta ini namanya saya sering dengar, karena ia merupakan tempat tokoh yang besar. Dan saya tidak menyangka ternyata masjid ini yang saya tonton di film Sang Pencerah,” ungkap Ramle.
Dalam Tabligh Akbar yang bertajuk “Persatuan Umat (Tauhid al-Ummah), Ramle menjelaskan: “Karena umat islam ini berasas pada wahyu yang turun dari langit. Al Qur’an itu satu. As Sunnah itu satu, Allah ‘Azza wa Jalla itu satu, Nabi Muhammadiyah itu juga seorang. Maka itu kita berada pada landasan yang sama".
Berdasar Al-Quran
Berdasarkan QS. Ali Imran aat 103, Ramle menjelaskan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kepada umat manusia untuk bersatu dan tidak berpecah belah. Hal ini lantaran perpecahan merupakan suatu perkara yang dapat melemahkan umat.
“Kalau di Malaysia itu disebabkan perbedaan aliran pemikiran kita berpecah. Disebabkan perbedaan madzhab kita berpecah, disebabkan politik kita berpecah. Maka karena itu, umat islam perlu bermuhasabah diri balik,” tutur Ramle.
Ia menyebutkan dalam syariat islam, Nabi Muhammad telah mensyariatkan beberapa perkara untuk menghalangi perpecahan itu terjadi.
لاَ تَحَاسَدُوا، وَلاَ تَنَاجَشُوا، وَلاَ تَبَاغَضُوا، وَلاَ تَدَابَرُوا، وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ
“Janganlah kalian saling mendengki, janganlah saling menipu, janganlah saling membenci, janganlah saling membelakangi (mengisolir), dan janganlah sebagian kalian menjual sesuatu di atas penjualan sebagian yang lain” (HR. Muslim)
Maksud hasad yaitu penyakit jiwa. Nabi Muhammad mengetahui bahwa hasad sendiri merupakan penyakit umat yang diibaratkan dengan pisau cukur yang mana selalu mencukur kebaikan.
Disebutnya, apabila hasad tertanam dalam diri, maka akan sulit umat untuk bersatu.
Jajaki Kerja Sama Malaysia
Merima kunjungan balasan Dato’ Arif Perkasa Dr. Mohd Asri Zainul Abidin (Dato’ MAZA) beserta rombongan Jawatan Kuasa Mufti Perlis Malaysia di Yogyakarta, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Syamsul Anwar menyampaikan bahwa melalui kunjungan ini membuka kesempatan untuk menjajakan kerja sama di berbagai bidang.
Saat ini kerja sama antara Muhammadiyah dengan Malaysia, Perlis khususnya sudah mendirikan Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM). Maka kunjungan rombongan Mufti Perlis Malaysia ini ada kemungkinan penjajakan kerja sama di bidang lain.
“Memang ketika saya ke Perlis di akhir tahun yang lalu, mereka ingin berkunjung ke Yogjakarta untuk menjajaki kemungkinan-kemungkinan kerjasama yang bersifat institusional lebih lanjut.”
Syamsul Anwar menjelaskan, di antara institusional yakni mengirim tolabah asal Perlis untuk belajar di Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM). Tidak sampai di situ, pada kunjungan rombongan PP Muhammadiyah ke Perlis tahun lalu, Mufti Perlis Dr. Dato’ MAZA juga menyampaikan keinginan supaya Muhammadiyah mendirikan pesantren di Perlis, Malaysia.
“Mereka mengharapkan kiranya Muhammadiyah juga dapat membuka pesantren di Perlis itu. Jadi antara lain harapan-harapan ini mudah-mudahan nanti bisa di carikan jalan keluarnya.” Tandas Syamsul Anwar saat diwawancara reporter website muhammadiyah.or.id.
Sementara itu, Dato’ Arif Perkasa Dr. Mohd Asri Zainul Abidin (Dato’ MAZA) menuturkan bahwa, tujuan kedatangannya bersama rombongan salah satunya untuk untuk belajar dari Muhammadiyah. Sekaligus menghubungkan Muhammadiyah dengan Perlis, yang bukan hanya dilatarbelakangi negeri dan ormas serumpun. Tetapi juga karena umat Islam yang serumpun.
“Persamaan kita untuk bekerja sama dengan melihat di sini kita akan tau apalagi yang boleh kita ikatkan hubungkan sebagai menjadi jembatan hubungan antara Perlis dan juga Indonesia melalui Muhammadiyah.”
Secara spesifik, Dr. Dato’ MAZA menyebut Muhammadiyah sebagai organisasi yang mampu mengembangkan tajdid sebagai landasan berpikir dan bergerak. Semangat tajdid yang dimiliki oleh Muhammadiyah, imbuhnya, menjadikan Muhammadiyah sebagai organisasi Islam yang memiliki amalan terbesar di seluruh dunia dan menjadi organisasi yang mampu bersaing.