Rasulullah Bercanda dan Tertawa, Tak Sampai Terbahak-Bahak
Berbeda dengan para penceramah yang memperolok amalan orang lain yang sepaham dengan dirinya. KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha') selalu menyampaikan pesan Islam dengan bahagia, nuansa kegembiraan, agar umat Islam menyambutnya dengan senang hati.
Tentu saja, hal itu tak lepas dari nilai-nilai yang diajarkan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam (Saw). Nabi terakhir yang diutus Allah Swt di muka bumi.
Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam (Saw), sosok teladan yang akan selalu membuat kagum dari berbagai aspek. Salah satunya, sisi Rasulullah Saw dalam menghibur dan terhibur akan sesuatu yang patut dicontoh.
Para ahli hadits menjelaskan bagaimana saat Rasulullah menanggapi hiburan. Putri Rasulullah, Fatimah Az-Zahra pernah berkata bahwa Nabi Muhammad pernah menghiburnya dan Fatimah pun tertawa.
Sedangkan Ibnu Abbas berkata: “Sesungguhnya demi Allah, beliau (Rasulullah SAW) tertawa dan menangis.” Ini merupakan bagian hadits Ibnu Abbas yang telah disebutkan secara maushul (hadits yang bersambung sanadnya hingga sanad tersebut sampai kepada Nabi).
Namun demikian meski kerap terhibur, Rasulullah juga diriwayatkan tidak pernah tertawa terbahak-bahak.
Hal ini sebagaimana hadits yang diriwayatkan Aisyah:
ما رَأَيْتُ النبيَّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ مُسْتَجْمِعًا قَطُّ ضَاحِكًا، حتَّى أرَى منه لَهَوَاتِهِ، إنَّما كانَ يَتَبَسَّمُ
“Ma ra-aitu Nabi mustajmi’an qatthun dhaahikan hatta ara minhu lahawaatihi innama kana yatabassamu."
Yang artinya: “Aku (Aisyah) sama sekali tidak pernah melihat Nabi Muhammad SAW tertawa dengan terbahak-bahak sampai aku melihat langit-langit mulutnya. Yang beliau lakukan hanyalah tersenyum."
Advertisement