Berburu Rezeki Sisa Arus Balik di Stasiun Gambir Jakarta
Ada pemandangan yang cukup mendebarkan dari beberapa kuli panggul barang di Stadiun Gambir Jakarta. Mereka berlarian berebut masuk kereta api eksekutif yang baru tiba. Sedang roda roda besinya masih bergerak, belum berhenti secara sempurna.
Cara yang berisiko ini terpaksa dilakukan, demi mengejar upah sebagai kuli angkat barang milik penumpang dalam kereta yang baru tiba.
Setelah kereta berhenti, mereka serentak masuk ke kereta menawarkan jasa angkat barang kepada penumpang. Sebagian ada yang merespon balik tawaran tersebut, terutama yang membawa banyak barang. Namun ada juga yang sebaliknya.
Jika beruntung mereka bisa mendapatkan upah dengan membawakan barang milik penumpang. Jika tidak, mereka terpaksa turun dari kereta dengan tangan hampa. Mereka merupakan kuli panggul atau biasa disebut porter.
Darmono merupakan salah satu dari mereka. Belasan tahun sudah dia habiskan menjadi kuli panggul. Pria kelahiran Brebes Jawa Tengah berusi 52 tahun ini rela berjauhan dengan keluarga untuk bekerja menjadi kuli panggul di Ibu Kota.
Menjadi kuli panggul merupakan pekerjaan yang tidak dia sengaja. Pekerjaan tersebut terpaksa dia lakukan setelah pekerjaannya sebagai mandor bangunan di salah satu perusahaan memutuskan hubungan kerja dengannya.
"Sekitar tahun 2010 saya terkena PHK," kata Darmono saat ngobrol dengan jurnalis ngopibareng.id di Stasiun Gambar Jakarta Pusat Selasa 23 April 2024.
Setelah bingung tak mempunyai pekerjaan, Darmomo mendapatkan tawaran untuk bekerja menjadi kuli panggul di Stasiun Gambir. "Saat itu saya diajak saudara," ucapnya mengenang masa lalu.
Awalnya, dia berpikiran jika menjadi kuli panggul hanya batu loncatan. Namun, pekerjaan tersebut malah membuatnya nyaman hingga bertahan sampai sekarang.
Menjadi kuli panggul menurut Darmono, tak sekadar angkat barang milik penumpang, namun ada seninya. Tak sembarang orang bisa menjadi kuli panggul. Ramah dan tebar senyum ke penumpang adalah salah satu kemampuan yang wajib dimiliki kuli panggul.
"Seninya adalah harus gerak cepat dan berpenampilan baik agar orang yang menyewa jasa kita bisa nyaman, senang dan yakin. Itu tak mudah, ada seninya," ungkapnya. Meski angkat barang berat, kuli panggul harus tetap tersenyum.
Awalnya memang cukup berat, namun lama-lama akan terbiasa. "Kalau cemberut tak enak dipandang," imbuhnya.
Sekali angkat barang, biasanya dia diberi upah Rp 20.000 hingga Rp 25.000 tergantung dengan berat dan banyaknya barang. Terkadang ada juga penumpang yang memberi upah lebih dari Rp 25.000 sekali angkat. "Kadang ada yang lupa tidak ngasih upah juga, mungkin sedang buru-buru," keluhnya.
Dia bersyukur, penghasilannya menjadi kuli panggul cukup menghidupi keluarganya di Brebes. "Kalau dihitung per bulan berapa ya susah karena beda-beda tergantung volume penumpang, Intinya cukup untuk menafkahi keluarga," ujarnya.
Ia menyebut tak ada tarif pasti untuk kuli panggul. Namun, rata-rata penumpang memberi upah ke kuli panggul mulai Rp 15.000 hingga Rp 25.000. Sampai saat ini terdapat 50 kuli panggul yang aktif di Stasiun Gambir. Mereka harus rukun, sanksinya akan dikeluarkan kalau membuat keributan sesama portir maupun penumpang.
Tugas mereka membantu penumpang yang akan naik kereta, maupun penumpang yang akan turun dari kereta.
Tak ada batasan umur untuk menjadi kuli panggul di Stasiun Gambir. Ada yang umur 60 tahun masih jadi kuli panggul," imbuh dia.
Menurutnya, kuli panggul yang ada di Stasiun Gambir tergolong rapi. Selain dari segi fisik, cara kerjanya juga terkonsep dengan baik. Semua anggota kuli panggul yang ada di Stasiun Gambir mempunyai nomor yang tertempel di bajunya.
Nomor tersebut dijadikan patokan untuk antrean kerja. "Jadi kita tidak gerudukan gitu, kita ada urut-urutannya sesuai dengan nomor. Seperti mobil taxi," ucap Darmono mengibaratkan.
Wajah baru kuli panggul di Stasiun Gambir berbeda dengan di pasar Tanah Abang terutama soal seragam. Tampilan rapi kuli panggul di Stasiun Gambir membuat penumpang lebih nyaman. Dengan tampilan kuli panggul yang sekarang membuat penumpang tidak khawatir ketika menggunakan jasanya. "Tidak ada lagi kekhwatiran terhadap perilaku mereka," kata pria yang akrab dipanggil Darmo itu.
Kuli panggul wajib patuh terhadap aturan pelayanan penumpang yang ada di Stasiun Gambir. Antara lain tidak boleh melakukan tindakan kriminalitas. "Hubungan kuli panggul dengan Stasiun Gambir tidak secara profesional lebih symbiosis saling menguntungkan untuk pelayanan penumpang," imbuhnya.
Kuli panggul yang ada di Stasiun Gambir bisa lebih mengedepankan pelayanan dan kenyamanan untuk penumpang kereta api. "Pelayanan penumpang itu yang paling utama," ujarnya.
Kuli panggul dianggap sebagai pelayanan terhadap pengguna jasa KAI, karena pembinaan kuli panggul menjadi tanggung jawab masing masing kepala stasiun.
Advertisement