Berburu Kelezatan Terakhir Es Krim Legendaris Zangrandi
Waktu menunjukkan pukul 10.30 WIB. Terpakir rapi tiga kendaraan roda empat berwarna putih, hitam, dan biru muda di pelataran es krim Zangrandi di Jalan Yos Sudarso 15. Pagar putih setinggi lutut masih tertutup rapat.
Seorang tukang parkir bertopi hitam dan bermasker putih tampak kebingungan. Ia bingung menaruh motor di lokasi yang tak rapat dengan kendaraan itu.c“Ini diparkir depan sini saja nggak papa mbak. Ini sudah tutup kok,” kata juru parkir itu. Ada nada tak yakin dalam kalimatnya.
Setelah memarkirkan kendaraan, Ngopibareng.id melangkahkan kaki ke dalam, suasana pilu pun mulai terasa. Kedai yang berdiri sejak 1930 itu seolah kehilangan kehangatannya. Warna merah segar yang mendominasi cat kursi dan baliho bertuliskan Zangrandi Ice Cream, tak mampu memeriahkan suasana.
Di sudut lain, kursi rotan terlihat ditumpuk rapi. Tampak pula jajaran kursi dine-in dan meja besinya tergeletak tak beraturan. Maklum, sejak mengumumkan penutupan kedai di Instagram, Zangrandi hanya melayani take away saja. Kedai yang ukurannya cukup luas itu, kini terasa hampa.
Pemandangan berbeda justru terlihat di spot utama. Belasan orang rela mengantre untuk memborong stok cup es krim yang tersisa. Dengan penuh kesabaran mereka rela berjubel agar kebagian. Wajah mereka tampak sendu dan muram. Bahkan mungkin lelah mangantre. Tak heran banyak yang menyandarkan diri ke dinding untuk bersandar.
Tiga karyawan tampak sibuk melayani pesanan. Ada yang membungkus cup dan menamainya dengan marker hitam. Ada yang mengurusi pembayaran. Pada sudut lain, tampak dua pegawai berseragam hitam mondar-mandir membawa puluhan cup dengan nampan dari ruang penyimpanan. Dengan penuh kehati-hatian dia meletakkan cup es di meja pemesanan.
Kendati masih pagi, varian es hanya tersisa empat jenis saja. Di antaranya cokelat, mocca, raspberry dan leci. Beruntung Ngopibareng.id dapat mencicipi es krim rasa cokelat.
Pada sendokan pertama terasa kuat aroma cokelat nan menggoda. Lembutnya krim ini meleleh di lidah dengan cita rasa klasiknya. Pantas saja ia dijuluki es krim yang melegenda. Cita rasa ini memang tidak ditemukan di merek lainnya.
Tutti Frutti Masih Menjadi Idola.
Dari barisan pengunjung yang ada, menu Tutti Frutti masih menjadi primadona. Salah satu penggemar setianya adalah Marwo Adi. Warga asli Rungkut itu sudah berlangganan sejak dirinya masih duduk di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dengan penuh antusias, Adi membagikan kisah nostalgianya.
“Saya dulu demi es krim ini rela ngontel sejak SMP kelas satu. Sekarang saya sudah 72 tahun. Yang masih saya incar Tutti Fruttinya, rasanya khas, tradisional dam tidak ada duanya,” katanya.
Senada dengan Adi, Wimbo Endarto mengaku hal yang serupa. Pria 56 tahun itu mengatakan Tutti Frutti masih merupakan menu juara. Pria yang bertempat tinggal Sutorejo itu selalu memesan menu ini setiap dia menyambangi gerai.
“Saya selalu beli es krim di sini sejak saya TK (taman anak-anak). Yang paling favorit Tutti Frutti itu. Saya juga suka Macedonia. Di sini ini rasanya belum ada yang menandingi,” katanya.
Borong Hingga 45 Cup
Ketenaran es krim Zangrandi membuatnya begitu populer dan tak tergantikan. Mengetahui rencana penutupan kedai, sejumlah pelanggannya memborong hingga puluhan cup. Mereka seolah tak terima jika nantinya tak mampu menyantap es krim yang terkenal sebagai ikon Surabaya itu.
Adalah Pram, warga asli Kusuma Bangsa. Tak tanggung-tanggung, Pram memboyong langsung 45 cup ukuran 300. Es Krim ini rencananya akan dia nikmati dengan keluarga tercintanya. “Saya tadi mau beli rasa vanilla tapi sudah habis. Saya beli 45 ini untuk stok sih. Walau per cup-nya Rp 50 ribu tapi kalau sudah bicara soal rasa, susah memang,” katanya.
Rupanya langkah Pram diikuti Winda Wijaya dan Maria Cecillia. Winda memborong hingga 17 cup, sedangkan Maria 13 cup. Bagi Winda, es krim ini nantinya dijadikan simpanan untuk puasa hingga lebaran. Sedangkan, Maria berencana mengirit konsumsi es krimnya, agar bisa dinikmati lebih lama.
“Kemarin (22 Maret 2021) saya sudah beli 12. Ini nambah buat jaga-jaga biar bisa dibuat saat Ramadhan. Saya selalu beli es krim ini kalau ada tamu, saudara datang dan konsumsi pribadi. Rasanya yang bikin saya nggak mau pindah ke yang lain,” kata Winda.
Maria yang kala itu berada di sampingnya pun menyeletuk, “Saya senin kemarin sudah beli 10 cup, eman kalau nggak nambah. Nggak papa nunggu lama, yang penting dapet. Es krimnya diirit-irit, keluarga besar saya suka ini semua” paparnya.
Kenangan di Zangrandi
Di sisi lain, mengetahui pengumuman penutupan gerai Zangrandi pada 22 Maret 2021, membuat pecinta es krim ini gempar. Mereka kaget dan tak percaya. Masih terekam jelas kenangan indah di benak Marwo Adi saat menghabiskan waktu di Zangrandi. Mulai dari masa berkencan, hingga perayaan ulang tahun pernikahannya.
Dengan mata nanar dan raut sendu, Adi mengenang “Saya tahu kabar penutupan itu dari tetangga, saya kaget dan langsung ke sini. Di sini eman kalau ditutup. Saya nongkrong sejak masih pacaran, menikah, hingga punya cucu. Zangrandi itu ikon Surabaya banget”.
Adi pun berharap agar stan Zangrandi tidak ditutup permanen. Baginya Zangrandi harus tetap berdiri kokoh sebagai trademark Surabaya.
Hal serupa diungkapkan Pram. Kenangan bersama kawan lamanya sejak kecil menyatu dengan kedai kuno itu. Saking nggak relanya kedai ditutup, Pram bahkan menelpon teman-temannya.
“Di sini kenangannya bukan satu dua orang, tapi banyak. Tempatnya strategis dan ini sudah legendaris. Sedih sih, saya sampai ngabarin rekan-rekan seakan nggak percaya mau tutup,” katanya.
Kesedihan yang sama pun dirasakan Wimbo Endarto. Wimbo menyayangkan kabar konflik yang memicu penutupan Zangrandi. Padahal baginya tersimpan berjuta kenangan indah masa kecilnya di sini.
“Saya sangat menyayangkan ya, kenapa konflik baru muncul sekarang? Di sini saya sedari kecil lo, sempat naik trem juga. Ada kenangan bersama mantan dan nenek saya. Sayang banget kalau tutup,” katanya.
Tutupnya Penjual Kacang dan Gerai Cabang
Sementara, hal menarik lainnya yang ditemukan di Zangrandi adalah penjual kacang rebus yang biasa mangkal di depannya. Bahkan ada slogan, kacang rebus itu sepaket dengan Zangrandi meski bukan bagian darinya.
Sayangnya dari pantauan Ngopibareng.id, tak nampak penjual itu membuka lapaknya. Rupanya dari keterangan yang diperoleh dari salah satu karyawan Zangrandi, penjual tersebut terakhir ngetem sejak dua hari yang lalu (Minggu).
Sama halnya dengan penjual kacang rebus, gerai cabang Zangrandi di Pasar Atum pun tutup. Di rolling door-nya tertera pengumuman yang dicetak kertas kuning. Begini tulisannya: “Mohon maaf, Zangrandi Ice Cream tutup sampai tanggal 30 Maret 2021. Terima Kasih”. Dari keterangan yang diperoleh dari seorang security yang bertugas, cabang ini terakhir beroperasi pada pukul 17.00 WIB Minggu Sore. Sedangkan Senin paginya sudah tertempel pengumuman tersebut.
Hingga berita ini tayang, Ngopibareng.id berusaha mendapatkan konfirmasi dari pihak Zangrandi terkait penutupan gerai dengan menghubungi Simon Cristian, Manajer Zangrandi serta Hanifah Siswati Public Relations Officer (PRO).
Simon menjawab dengan menyarankan menghubungi pihak PRO. Namun PRO tersebut hingga saat ini belum memberi balasan. Bahkan Ngopibareng.id sempat terkena semprot ketus karyawan saat melakukan wawancara di kedai utama.
Dengan wajah jutek dan tegas, mereka meminta membuat janji terlebih dahulu untuk interview dengan customer. Tak satu pun dari mereka mau mengeluarkan pernyataan lantaran bukan wewenang mereka.