Berbuat Tidak Adil pada Kafir pun Dilarang, Kata Gus Mus
Terlalu benci dan terlalu cinta, menyebabkan manusia bersikap tidak adil. Mustasyar PBNU KH Mustofa Bisri mengatakan, agar manusia bisa mengamalkan apa yang disampaikan Nabi Muhammad, yaitu menyempurnakan akhlak, maka harus bersikap adil.
Menurutnya, Al-Qur’an banyak sekali menyebut tentang sikap adil.
“Di Surat Al-Maidah ayat delapan ada itu. Di surat Annisa ayat seratus tiga puluh lima. Awalnya hampir sama (antara Al-Maidah delapan dan An-Nisa seratus tiga puluh lima), ‘Ya ayyuhalladzina kunu qowwamina bukan lillah, bis qisthi syuhada’a lillah’,” kata Gus Mus.
Surat An-Nisa dalam Al-Quran tersebut, kata Gus Mus, menjelaskan bahwa bila seseorang tidak adil berarti tidak karena Allah. Kalau seseorang melakukan sesuatu karena Allah maka ia akan berlaku adil.
"Berbuat tidak adil kepada orang kafir saja dilarang, apalagi kepada sesama umat Islam," kata Gus Mus.
Manusia sulit berlaku adil karena mereka memiliki emosi yang condong ke arah benci maupun ke arah cinta terhadap suatu hal ataupun seseorang. Oleh karena itu, Nabi Muhammad mengajarkan untuk bersikap moderat ataupun tengah-tengah. Karena adil tidak bisa dilakukan oleh orang yang terlalu cinta maupun orang yang terlalu benci.
“Anda kalau terlalu benci, Anda tidak bisa adil. Anda terlalu cinta, tidak bisa adil. Karena adil itu di tengah,” jelas Pengasuh Pondok Pesantren Roudlatut Thalibin itu.
Sebagaimana yang tertera dalam surat Al-Maidah ayat delapan tersebut, Gus Mus menyatakan, jika seseorang ingin melaksanakan kebenaran maka sikap adil harus menjadi landasannya. Menurutnya, seseorang harus adil meskipun di dalam menegakkan kebenaran.
“Kalau kita terlalu semangat, lalu kita lupa bahwa kita harus adil meskipun di dalam menegakkan kebenaran,” urainya.
Bahkan, jangan sampai kebencian seseorang terhadap suatu hal ataupun orang lain menyebabkannya untuk tidak berbuat adil.
“Jangan sekali-kali kebencianmu kepada suatu kaum menyeretmu, mendorongmu untuk tidak adil,” terangnya.
Kata kaum di dalam Surat Al-Maidah itu, tutur Gus Mus, merujuk kepada orang-orang kafir. Maka dari itu, ia berpendapat, berbuat tidak adil kepada orang kafir saja dilarang, apalagi kepada sesama umat Islam.
“Kalau kepada orang kafir saja kita tidak boleh tidak adil, apalagi kepada sesama kaum yang beriman,” tutupnya. (adi)
Advertisement