Berbenah, Museum Airlangga Kediri Kian Elok di Masa Pandemi
Sejak masa pandemi Maret 2020 lalu hingga sekarang, Museum Airlangga Kota Kediri masih ditutup untuk umum. Penutupan ini dimaksudkan untuk mencegah penyebaran Covid -19. Pihak pengelolah pun memanfaatkan hal ini untuk memperbaiki sejumlah sarana fisik Museum Airlangga, sejak Juni 2020 lalu.
"Perbaikan mulai dilakukan sejak pertengahan bulan Juni 2020. Dilakukan renovasi karena kami harus berbenah dan kami mendapat anggaran alokasi khusus dari Kemendikbud pusat, yang khusus untuk menangani museum," terang Endah Setiyowati selaku Kasi Sejarah dan Kepurbakalaan Disbudparpora Kota Kediri, Selasa 15 September 2020.
Perbaikan fisik menyasar pada pembenahan atap plafon gedung museum, pengecatan, rehab taman, perbaikan saluran hingga pembenahan fitrin dan dak koleksi (penyanggah tempat patung). Perbaikan prasarana fisik dijadwalkan selesai pertengan bulan September 2020.
"Anggaran DAK tidak boleh untuk pembelian aset. Bolehnya hanya untuk rehab saja," kata perempuan yang sudah delapan tahun berdinas dikantor Disbudparpora Kota Kediri tersebut.
Endah Setiyowati menambahkan, benda koleksi yang dimiliki Museum Airlangga saat ini berjumlah 355 benda. Ratusan benda yang memiliki nilai historis itu, kini disimpan di dalam dua gedung.
Gedung klasik diperuntukan menyimpan sejenis benda purbakala berupa patung peninggalan masa kerajaan Kadiri. Sementara gedung etnografis difungsikan sebagai tempat penyimpanan benda jaman kolonial, berupa cikar, dokar, pun senjata pusaka keris. "Macam-macam koleksinya, ada yang masa kerajaan, kolonial, dan juga yang saat ini berusia 50 tahun masuk dalam cagar budaya. Kalau benda pusaka semacam keris kami tidak tahu masanya, " cerita Endah Setiyowati.
Perawatan Khusus
Ratusan benda pusaka ini ditemukan di seputaran wilayah Kota dan Kabupaten Kediri. Benda benda ini kemudian disimpan di dalam museum. Tidak hanya sekadar disimpan, benda bersejarah ini ternyata membutuhkan perawatan khusus agar tidak mudah rusak. Agar benda patung purbakala menjadi awet dan tidak berjamur perlu diberikan cairan khsus. "Mestinya, patung kan ada perawatan khususnya. Menggunakan cairan khusus biasanya AC 322. Berupa serbuk nanti, diaduk menjadi cairan lalu diusapkan pada patungnya baru dibersihkan, untuk menghilangkan jamur yang ada. Patung bisa aus juga,”jelasnya.
Sebelum masa pandemi, saat lokasi wisata Goa Selomangkleng masih dibuka untuk umum, Museum Airlangga banyak didatangi pengunjung. Khusus hari libur, kunjungan wisatawan bisa mencapai ribuan orang.
Biaya masuk ke Museum Airlangga sangat murah. Cukup dengan merogoh kocek Rp 1000, untuk kategori pengunjung usia dewasa, dan uang Rp 500 kategori anak-anak, siapa pun bisa masuk ke tempat museum.
Biasanya jika pada hari aktivitas kerja, kebanyakan pengunjung yang datang adalah para pelajar sekolah. Para pelajar datang didampingi guru sekolah masing masing. Tujuannya untuk memberikan edukasi pembelajaran tentang sejarah.
Karena ada pandemi, Endah Setiyowati belum bisa memastikan kapan museum Airlangga ini akan kembali dibuka. "Belum tahu nunggu intruksi dari Walikota Kediri, kami belum tahu kapan selesainya pandemi. Sebelum pandemi, pengunjung yang datang ke museum bisa seribu orang lebih, itu khusus pada hari libur," kata Endah.
Museum Airlangga merupakan museum milik Pemerintah Kota Kediri, berdiri pada tanggal 30 November 1991. Museum ini menyimpan koleksi arkeologi dan etnografi. Lokasinya terletak di Jalan Mastrip di lereng kaki gunung Klotok, dekat dengan Goa Selomangkleng Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto. Museum ini memiliki luas area 6.670 meter persegi.
Advertisement