Berbahaya, Lato-lato Dilarang di 3 Negara
Lato-lato atau clackers adalah mainan jadul yang sempat populer di Indonesia sejak era 1990-an. Dampak mainan yang terdiri dari dua bandul yang digantung ke seutas tali itu viral di media sosial Twitter.
Seorang bocah SD di Kecamatan Sungai Raya, Kubu Raya, Kalimantan Barat (Kalbar) berinisial AN buta karena serpihan pecahan bola lato-lato. Cuitan itu dilengkapi unggahan foto si bocah operasi di RS Sudarso dengan tiga jahitan di mata sebelah kanan diperban. Kejadiannya pada Selasa 27 Desember 2022.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Siti Nadia Tarmizi, angkat bicara soal kejadian lato-lato kena mata.
Tiga Negara Melarang Main Lato-lato
Amerika Serikat
Dikutip dari Quartz, Food and Drugs Administration (FDA) Amerika Serikat melarang peredaran mainan tersebut sejak tahun 1966. Tak sedikit pula komunitas dan organisasi yang turut mendukung keputusan FDA. Sebelum melakukan pelarangan, FDA sempat menguji sejumlah produsen untuk memeriksa potensi pecahnya lato-lato.
Inggris
Mainan ini sempat dilarang dimainkan di Inggris. Penyebabnya, mainan ini dinilai mengeluarkan bunyi yang sangat mengganggu kenyamanan banyak orang. Mengutip laman Clover Cloud, lato-lato sempat melukai anak-anak di Inggris karena bahannya yang bisa meledak begitu saja ketika pecah.
Tak sedikit anak yang mengalami patah tulang akibat lato-lato. Seiring munculnya larangan untuk memainkannya, akhirnya masyarakat Inggris pun perlahan melupakan lato-lato. Sejumlah produsen lato-lato di Inggris pun terpaksa harus gulung tikar.
Mesir
Mesir ikut menjadi negara yang larang main lato-lato. Pelarangan dikeluarkan pada tahun 2017 karena permainan tersebut dianggap melecehkan Presiden Mesir Abdul Fattah El-Sisi. Betapa tidak, masyarakat Mesir dulu menyebutnya sebagai sisi's ball. Nama terakhir dianggap merujuk pada alat kelamin sang presiden.