Berbahasa Arab, Pembelaan Macron Makin Memanaskan Situasi
Presiden Prancis Emmanuel Macron kembali menuai kontroversi. Bila sebelumnya ia menuai banyak kecaman karena dianggap menhina Islam, kali ini ia kembali mengeluarkan komentar pembelaan dengan menggunakan bahasa Arab. Meski begitu, toh tetap memanaskan situasi dunia.
Kali pertama komentar pembelaan itu diposting melalui twitter pribadinya @emmanuelMacron, Minggu 1 November 2020. Ia kembali menegaskan mendukung kemampuan berpikir, menulis dan menggambar di negaranya karena adalah hak dan kebebasan.
"Mereka menyebut saya bahwa saya 'mendukung kartun yang menghina Nabi'. Saya mendukung kemampuan menulis, berpikir, dan menggambar dengan bebas di negara saya, itu adalah hak dan kebebasan kami. Saya menyadari ini bisa mengejutkan," katanya ditulis di akun @EmmanuelMacron, dikutip Senin 2 November 2020.
Selain itu, ia juga menilai banyak kebohongan yang keluar soal Prancis dan soal apa yang ia katakan. Itu katanya tidak dapat diterima.
"Saya melihat banyak kebohongan, dan saya ingin menjelaskan hal-hal berikut: Apa yang kami lakukan sekarang di Prancis adalah memerangi terorisme yang dilakukan atas nama Islam, bukan Islam itu sendiri. Terorisme ini telah merenggut nyawa lebih dari 300 warga kita. Para ekstremis mengajarkan bahwa Prancis tidak boleh dihormati. Para pelaku mengajarkan bahwa wanita tidak setara dengan pria dan bahwa gadis kecil tidak boleh memiliki hak yang sama dengan anak laki-laki," katanya.
"Saya memberi tahu Anda dengan sangat jelas: (Ini) tidak (bisa) di negara kita." lanjutnya.
Sebelumnya diketahui Macron telah memicu kontroversi sejak awal September. Saat itu, ia mengajukan UU untuk 'separatisme Islam' di Prancis.
Macron sempat berujar bahwa 'Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis di seluruh dunia'. Karenanya pemerintahnya akan mengajukan rancangan undang-undang pada bulan Desember untuk memperkuat undang-undang tahun 1905 yang secara resmi memisahkan gereja dan negara di Prancis.